Selasa, 4 Maret 2025

Pemerintah Siap Jalankan 21 Proyek Strategis Percepatan Hilirisasi Nasional

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Bahlil Lahadalia Menteri ESDM memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/3/3025). Foto: Biro Pers Setpres

Pemerintah berupaya mempercepat hilirisasi industri nasional untuk meningkatkan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam rapat kabinet yang dipimpin Prabowo Subianto Presiden, Senin (3/3/2025) petang, di Istana Merdeka, Jakarta, disepakati 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan investasi mencapai 40 miliar Dollar AS.

Pemerintah menargetkan investasi untuk proyek hilirisasi tahun ini mencapai angka 618 miliar Dollar AS.

Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, proyek-proyek itu mencakup berbagai sektor strategis, termasuk minyak dan gas, pertambangan, pertanian, hingga kelautan.

“Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan kurang lebih sekitar 618 miliar Dollar AS, untuk di tahun 2025 yang tadi kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar 40 miliar Dollar AS dan tadi kita sudah melakukan pembahasan secara detail termasuk di dalamnya adalah nama-nama proyek investasi apa saja yang akan kita lakukan,” ujarnya.

Salah satu proyek utama untuk meningkatkan ketahanan energi nasional yang segera dieksekusi adalah pembangunan storage proyek minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau.

Penyimpanan minyak itu ditargetkan memenuhi kebutuhan nasional selama 30 hari sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 96 Tahun 2024 tentang Cadangan Penyangga Energi.

Kemudian, pemerintah juga akan membangun pengolahan minyak (refinery) berkapasitas 500 ribu barel per hari yang akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar di Indonesia.

“Proyek itu bertujuan untuk menjamin pasokan energi dalam negeri lebih stabil dan mengurangi ketergantungan impor,” papar Menteri ESDM.

Berikutnya, di sektor gasifikasi batu bara, pemerintah menargetkan pengembangan produksi Dimethyl Ether sebagai substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Bahlil bilang, proyek Dimethyl Ether akan mengandalkan sumber daya dalam negeri tanpa ketergantungan pada investor asing.

“Proyek Dimathyl Ether akan dikembangkan secara paralel di Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan, seperti tembaga, nikel, dan bauksit hingga menjadi alumina.

Lalu, sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan juga menjadi bagian dari prioritas hilirisasi.

Lebih lanjut, Bahlil menyebut Prabowo Presiden sudah menetapkan 26 sektor komoditas sebagai prioritas hilirisasi nasional, mencakup mineral, minyak dan gas, perikanan, pertanian, perkebunan, serta kehutanan.

Selain memperkuat ketahanan energi dan industri nasional, hilirisasi juga diproyeksikan mampu menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Pemerintah optimistis dengan perencanaan matang dan dukungan dari berbagai pihak, proyek-proyek hilirisasi akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.(rid/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Selasa, 4 Maret 2025
32o
Kurs