Sabtu, 23 November 2024

Sampai April 2018 Aset Syariah di Jawa Timur Meningkat Lebih dari 19 Persen

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi

Heru Cahyono Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim mengatakan, aset perbankan syariah di Jawa Timur per April 2018 meningkat 19,25 persen. Dia mengatakan, pertumbuhan ini seiring dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 19,54 persen dan pertumbuhan pembiayaan sebesar 17,46 persen.

Melalui pertumbuhan itu, kata Heru, market share ekonomi syariah di Jawa Timur mampu melampaui target 5 persen dari yang ditentukan sebelumnya.

“Capaian ini merupakan hasil ikhtiar yang cukup lama dan berkat dukungan seluruh pegiat ekonomi dan keuangan syariah di Jatim,” katanya di acara Akses Keuangan Syariah Melalui Shiar, Inkubasi Bisnis Syariah, dan aplikasi Digital Berbasis Masjid (Aksi Shiyam) di Ball Room, Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (07/06/2018).

Heru menjelaskan, besarnya potensi keuangan syariah di Jawa Timur yang mendorong OJK bersama para pegiat keuangan syariah di Jawa Timur menggagas program peningkatan akses keuangan syariah berbasis masjid. Program tersebut mencakup program AKSI UMMAD, SMART MUSLIM, dan penyususunan buku pintar.

“Melalui program-program ini diharapkan semakin banyak pengusaha mikro kecil dapat memperoleh akses keuangan syariah. Selain itu para jamaah dan pengurus masjid dapat saling terkoneksi dan mendapat akses keuangan perbankan syariah,” ujarnya.

Senada dengan Heru, Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, potensi ekonomi syariah di Jawa Timur sangat besar. Alasannya, karena mayoritas penduduk di Jawa Timur atau sekitar 97,80 persen beragama Islam. Selain itu, jumlah pondok pesantren di Jawa Timur saat ini sejumlah 6 ribu dengan jumlah santri sekitar 1 juta, tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur.

Soekarwo mengklaim, dirinya, sejak 2015 lalu, telah mengusulkan pembangunan sistem ekonomi syariah murni yang akan menjembatani potensi ekonomi syariah yang sangat besar ini.

“Ekonomi syariah murni merupakan jembatan bagi potensi muslim di Jatim terhadap industri jasa keuangan (IJK,red),” ujarnya.

Data yang disebutkan oleh pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu, market share perbankan syariah di Jawa Timur pada 2017 sebesar 5,15 persen dengan Dana Pihak Ketiga masih sebesar 5,17 persen. Data ini membuktikan masih banyak uang yang beredar di masyarakat. Karenanya, tawaran syariah murni atau mudharabah sangat memungkinkan.

“Tetapi sistemnya bukan dengan flat, karena jatuhnya justru akan lebih besar dari bank konvensional. Ekonomi syariah merupakan satu solusi dalam menghadapai tantangan ekonomi. Namun, sistemnya harus mudarobah betul dan mengedepankan kejujuran,” tegas Pakde Karwo.(den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs