Kamis, 27 Februari 2025

Militer Israel Bombardir Suriah Selatan lewat Udara

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara pada Minggu malam (15/12/2024) terhadap sejumlah posisi militer di provinsi Latakia dan Tartus, Suriah, menurut informasi dari pos pengamatan pesawat. Foto: Antara

Israel meluncurkan serangan udara, Selasa (25/2/2025) malam, ke beberapa wilayah pinggiran Damascus dan provinsi Daara di Suriah Selatan.

Sejumlah Pesawat Tempur Israel menargetkan area Al-Kiswah di Damaskus Selatan dan Izraa di Daara setidaknya dengan empat serangan udara, menurut koresponden Anadolu.

Salah satu serangan dilaporkan mengenai depot di Al-Kiswah dan menyebabkan kebakaran di lokasi, seperti yang dikonfirmasi Israel Katz Kepala pertahanan Israel.

“Upaya apapun oleh pasukan rezim Suriah dan organisasi teroris negara itu untuk membangun diri kembali di wilayah selatan Suriah akan mendapatkan balasan,” terangnya, melansir Antara, Rabu (26/2/2025).

Katz mengatakan, Angkatan Udara Israel saat ini melakukan penyerangan di wilayah Suriah Selatan.

“Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi Lebanon Selatan. Kami juga tidak akan membahayakan keamanan warga negara kami,” tambahnya.

Militer Israel mengklaim, target serangan mereka adalah pusat komando dan berbagai tempat penyimpanan senjata.

Mereka juga menuding keberadaan peralatan dan aset militer di Suriah selatan menimbulkan ancaman bagi warga Israel.

“Kami bersumpah akan beroperasi untuk menyingkirkan ancaman apa pun,” kata Militer Israel.

Hingga kini, pihak berwenang Suriah belum mengeluarkan tanggapan.

Sebelumnya, kepala urusan luar negeri Israel Gideon Sa’ar menegaskan kembali pada Senin (24/2/2025) bahwa Suriah harus diubah menjadi negara federal dengan daerah otonom.

Selama pertemuan kemitraan Uni Eropa-Israel di Brussels, dia mengatakan “Suriah yang stabil hanya dapat menjadi Suriah federal yang mencakup berbagai daerah otonom dan menghormati berbagai cara hidup,” menurut pernyataan kantor urusan luar negeri Israel.

Pada Minggu (23/2/2025), pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel “tidak akan mengizinkan tentara Suriah yang baru untuk bergerak ke wilayah selatan Damaskus.”

“Kami menuntut demiliterisasi penuh Suriah selatan dari pasukan rezim Suriah yang baru di provinsi Quneitra, Daraa dan Suweyda,” kata Netanyahu pada konferensi pers di Holon, Distrik Tel Aviv.

Dia mengatakan Israel tidak akan menoleransi segala ancaman terhadap komunitas Druze di Suriah selatan.

Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember, Israel memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan Suriah dengan merebut zona penyangga demiliterisasi, sebuah tindakan yang melanggar perjanjian pelepasan dengan Suriah pada 1974.

Tentara Israel juga mengintensifkan serangan udara yang menargetkan posisi militer Suriah di seluruh negeri.

Pergerakan militer Israel baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki sejak 1967, telah menuai kecaman dari PBB dan beberapa negara Arab.(ant/bel/kir/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 27 Februari 2025
24o
Kurs