
Bejo Sugiantoro legenda Persebaya dan Timnas Indonesia berpulang Selasa (25/2/2025) petang. Bejo dikebumikan di TPU Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo pada Rabu (26/2/2025) sekitar pukul 09.00 WIB pagi.
Tak sedikit orang yang merasa kehilangan sosok bek terbaik Indonesia di era 2000-an itu. Ratusan Bonek, rekan sejawat, dan keluarga tentu diselimuti duka mendalam.
Tidak terkecuali Rachmat Irianto putra Bejo yang tampak berusaha tegar saat mengantar pemakaman sang ayah meskipun dengan kondisi cedera dan harus menggunakan bantuan tongkat.
Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net, penggawa Persib Bandung yang akrab disapa Rian itu berkesempatan mengazani dan memberikan iqomah untuk jenazah sang ayah sebelum dikebumikan.
Tangis Rian tidak terbendung saat melihat sang ayah untuk terakhir kalinya. Pemain berusia 25 tahun itu juga nampak duduk di samping makam Bejo Sugiantoro.
Rian tentu menjadi salah satu orang yang kehilangan sosok Bejo. Karir profesional mantan punggawa Persebaya itu tak lepas dari jasa sang ayah. Mulai dari level junior hingga membela Timnas Indonesi.
Selama aktif merumput, almarhum Bejo dikenal sebagai pemain berdedikasi tinggi, disiplin, profesional. Nilai-nilai tersebut tentu menjadi teladan bagi pemain muda termasuk kepada sang anak.
“Kesannya beliau dedikasinya untuk sepak bola luar biasa, bekerja keras dan disiplin,” ungkap Uston Nawawi mantan Pemain Persebaya.
Kelihaian Bejo dalam dalam mengoles bakat anak muda termasuk putranya sendiri juga diungkapkan Mat Halil, mantan rekan setimnya di Persebaya.
Mat Halil menuturkan, Bejo dikenal sebagai sosok pemimpin yang membimbing anak pemain-pemain muda menjadi profesional.
“Bejo sangat bisa ngemong (mengasuh) anak-anak muda yang barusan muncul. Sosok kapten yang bisa memperjuangkan hak-hak teman,” kata Mat Halil ditemui di pemakaman. (wld/saf/ipg)