
Lukman Leong analis mata uang menyebut nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat pasca survei kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah survei kepercayaan konsumen AS yang turun dan lebih rendah dari perkiraan,” ujarnya dilansir dari Antara pada Rabu (26/2/2025).
Tercatat, indeks kepercayaan konsumen AS menurun ke 98,3 dari 102,5 dari ekspektasi 105,3. Menurut dia, penurunan ini disebabkan sentimen dari kebijakan tarif Donald Trump Presiden AS dan pemberhentian banyak pekerja pemerintah AS.
Pemerintahan Trump mengumumkan pihaknya akan memberhentikan dua ribu karyawan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan menempatkan hampir semua staf lainnya pada cuti administratif.
Di sisi lain, pemangkasan rating saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia disebut dapat membebani nilai tukar rupiah ke depannya.
“Alasannya (pemangkasan rating saham yaitu) prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan valuasi perusahaan dari sisi pendapatan,” kata Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.250-Rp16.350 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan hari Rabu (26/2/2025) di Jakarta menguat 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.347 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.371 per dolar AS. (ant/dra/saf/ipg)