
Fenomena penurunan kesehatan mental para karyawan, terutama Generasi Z (Gen Z) di tempat kerja, menuntut pimpinan dan manajemen organisasi untuk memiliki strategi dan program yang efektif untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mental.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mental memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan.
Kondisi tersebut mendorong Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) Jawa Timur (Jatim) untuk mengadakan Seminar Nasional dengan berkolaborasi dengan para praktisi dan akademisi untuk membahas tema tersebut.
Menurut Dr. Rini Nurahaju Ketua Panitia Seminar Nasional, menyampaikan, animo peserta kegiatan ini sangat besar dan melebihi ekspektasi panitia. Jumlah peserta mencapai 249, baik yang hadir secara online maupun offline.
Kegiatan ini menjadi kegiatan awal APIO Jatim yang menghadirkan 8 narasumber dari pihak praktisi dan akademisi, serta dihadiri langsung oleh Dewan Pakar, Dewan Penasehat, perwakilan APIO Pusat, dan didukung oleh para sponsor dari berbagai perusahaan.
Dalam sambutannya, Dr. Ferry Wirawan Tedja, Ketua APIO Jatim, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi tonggak awal perjalanan APIO Jatim yang baru dibentuk.
Dengan misi kolaboratif, kompetensi, dan karya, APIO Jatim akan mengoptimalkan semua potensi anggota yang tersebar di seluruh wilayah Jatim, baik sebagai tenaga akademisi, praktisi, sarjana psikologi, maupun psikolog.
Ketua APIO Jatim juga menggulirkan program lanjutan yang akan menjadi salah satu program unggulan, yaitu WANI (Wisdom, Action, Nurturance, and Innovation) Academy.
Melalui program ini, APIO Jatim akan menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan bersertifikat BNSP, yang dibutuhkan oleh anggota. Kata “WANI” juga menjadi jargon penting bagi seluruh anggota APIO Jatim yang ingin meningkatkan kompetensinya, baik sebagai Psikolog atau Konsultan Psikologi.
Dalam paparan materinya, para narasumber menyampaikan bahwa kondisi kesehatan mental karyawan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Permasalahan seperti perundungan, burnout, lingkungan yang toxic, budaya organisasi yang tidak sehat, dan produktivitas yang rendah sering dijumpai di perusahaan.
Selain itu, tantangan transformasi digital dan teknologi informasi yang terus meningkat membutuhkan solusi yang komprehensif, baik secara personal, komunitas, dan organisasi.
Dalam pembahasan tersebut disampaikan pula solusi yang harus dilakukan, salah satunya adalah perlu dibuat aturan yang jelas, adanya pemimpin sebagai role model atau rule enforcer, penguatan program kesehatan mental, dan pelibatan seluruh instrumen di perusahaan dalam mengantisipasi kondisi tersebut.
Di sesi akhir, para peserta menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap segera diikuti dengan kegiatan yang lain. Bahkan peserta dari unsur mahasiswa menyampaikan usulan untuk dibentuk sebuah komunitas di kalangan mahasiswa yang dapat menghubungkan dunia akademik dengan praktisi agar teori yang diperoleh dapat didukung dengan pengalaman di lapangan dari para praktisi. (adv/saf/ipg)