Senin, 24 Februari 2025

Remaja di Surabaya Kenalkan Platform Khusus untuk Cegah Masalah Mental pada Anak

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
(Dari kiri) Safika Aurelia Rahma Widyanti Ketua Organisasi Pelajar Surabaya, Rakha Zaki Trinaldy Duta Insan Kota Surabaya, dan Monita Rizkia Taufani Ketua Forum Anak Surabaya, saat diwawancara awak media terkait pengenalan platform Hero Remaja. Foto: Akira suarasurabaya.net

Isu kesehatan mental dan keamanan menggunakan media sosial bagi anak-anak, membuat sekelompok remaja di Surabaya membuat satu platform khusus sebagai tindakan pencegahan yakni, Hero Remaja.

Hero Remaja diinisiasi oleh sekelompok remaja yang bekerja sama dengan Yayasan PLATO, serta berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF.

Monita Rizkia Taufani Ketua Forum Anak Surabaya mengatakan, saat ini Hero Remaja masih di tahap media sosial berupa akun Instagram.

“Kenapa di Instagram? Karena banyak anak muda yang lebih aktif di platform tersebut. Sehingga lebih mudah untuk reach (meraih) mereka di platform yang sama,” terangnya, Minggu (23/2/2025).

Tidak hanya itu, sebagai perwakilan anak muda, Monita lebih mudah berdialog dengan sesamanya serta menginfluensi mereka terkait isu-isu yang kerap dialami anak-anak.

“Jadi ketika anak-anak mendengarkan dialog dari orang dewasa mungkin mereka akan berpikir kalau itu nggak berarti apa-apa. Tapi ketika mereka mendengar dialog dari sesama anak, mungkin mereka akan lebih nyaman dan lebih paham,” ungkapnya.

Sementara itu, Milen Kidane Kepala Program Perlindungan Anak UNICEF mengatakan, dibutuhkan pondasi kuat untuk bisa aman dan memastikan anak-anak selamat di ruang digital.

Terlebih di kondisi disrupsi digital, dibutuhkan juga kolaborasi antara orang tua dan anak dalam memasuki ruang digital.

“Butuh komitmen untuk bijak dan cerdas dalam ruang digital dan bermedia sosial, butuh dialog yang baik antara orang tua dan anak,” kata Milen.

Milen melanjutkan, ancaman adanya kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak online (OCSEA-Online Child Sexual Exploitation & Abuse) masih banyak terjadi di berbagai platform media sosial.

Beberapa di antaranya seperti, cyberbullying, grooming, scams, yang kemudian berdampak pada kesehatan mental anak dan remaja.

Modus-modus yang banyak dilakukan orang dewasa itu, membuat anak-anak tidak pernah menceritakan insiden yang dialami pada siapapun.

“Perlunya mendorong para pengguna internet dan media sosial khususnya anak untuk menikmati segala manfaatnya dan mengurangi berbagai risikonya melalui edukasi safe online atau internet aman,” tandasnya. (kir/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Senin, 24 Februari 2025
25o
Kurs