
Kampanye vaksinasi polio berskala besar diluncurkan di Gaza, Sabtu (22/2/2025) kemarin, dengan target imunisasi sekitar 600.000 anak Palestina berusia di bawah 10 tahun.
Kampanye ini diselenggarakan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Gaza, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Melansir Antara, dalam pernyataannya, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, “Kampanye vaksinasi polio berskala besar lainnya dimulai hari ini (Sabtu).”
“Sama seperti putaran sebelumnya, dan dengan dukungan mitra kami, kami menargetkan hampir 600.000 anak di bawah usia 10 tahun di seluruh Jalur Gaza,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 1.700 anggota tim UNRWA akan terlibat dalam kampanye ini melalui pusat-pusat kesehatan dan pos vaksinasi keliling.
Kementerian Kesehatan Gaza telah mengumumkan peluncuran kampanye ini sebelumnya, dengan alasan kekhawatiran atas munculnya kembali polio setelah jejak virus tersebut ditemukan dalam sistem pembuangan limbah.
Kampanye vaksinasi ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dengan kemungkinan perpanjangan dua hari jika diperlukan.
Pada Agustus 2024, Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi kasus pertama polio di wilayah tersebut pada seorang bayi berusia 10 bulan.
Penemuan ini mendorong pelaksanaan kampanye vaksinasi pertama di tengah perang genosida Israel di Gaza, yang dilakukan dalam dua tahap sejak September.
Menurut Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO, tahap pertama yang selesai pada 12 September berhasil mengimunisasi lebih dari 560.000 anak Palestina.
Sementara itu, tahap kedua yang berakhir pada 7 November mencakup vaksinasi 556.774 anak berusia di bawah 10 tahun di seluruh Jalur Gaza. PBB menyatakan bahwa anak-anak di Gaza membutuhkan dua dosis vaksin polio oral untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Wabah polio ini merupakan salah satu dari sekian banyak krisis kesehatan yang terjadi akibat serangan militer Israel di Gaza, yang berlangsung lebih dari 15 bulan sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari. (ant/bil/iss)