Sabtu, 22 Februari 2025

UMKM Korban Penipuan Modus Pinjol Ceritakan Kronologi Pelaku Tipu Belasan Korban di Benowo

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Kiri ke kanan: Andri pemilik UMKM Kebab asal Kelurahan Sememi, Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Surabaya, dan Roro Endang pemilik UMKM Online Shop asal Kelurahan Kandangan, saat mengisi program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (21/2/2025). Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

Beberapa waktu lalu, viral kejadian penipuan dialami belasan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Benowo, oleh pelaku yang merupakan pecatan tenaga kontrak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Modus yang digunakan, pelaku mengaku masih aktif bekerja di Pemkot Surabaya dan menawarkan pinjaman modal tanpa bunga dengan persyaratan melalui aplikasi pinjaman online seperti Kredivo dan Shoope. Namun, seluruh uang dari pinjaman itu dibawa kabur dan dihabiskan pelaku.

Pelaku inisial BA bahkan pada 24 Oktober 2024 lalu menggelar sosialisasi di Kantor Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, hingga akhirnya mendaftarkan semua korban ke akun pinjol dengan jumlah pinjaman beragam hingga puluhan juta.

Sementara Ardi, salah satu pelaku UMKM kuliner pada Jumat (21/2/2025), menceritakan kronologi penipuan tersebut. Awalnya dia dan para korban lain mendapat informasi lisan dari ketua paguyuban PKL, serta undangan dari ketua LPMK setempat dan kelurahan untuk mengikuti sosialisasi.

“Pelaku ini berjumlah lima orang, dia mengenalkan diri lalu menjelaskan sosialisasi ini adalah program pemkot berupa pinjaman modal tanpa bunga dengan catatan harus mengunduh aplikasi Kredivo dan Shoope. Alasan mereka karena dua aplikasi ini adalah sponsor resmi yang ditunjuk oleh Pemkot Surabaya karena kredibel dan di bawah naungan OJK,” ceritanya waktu mengudara dalam program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya.

Setelahnya, pelaku menindaklanjuti dengan mendatangi masing-masing kios/warung milik para korban keesokan harinya untuk didaftarkan pinjol. Ardi mengatakan, saat datang ke warungnya pelaku mengaku dari bagian umum yang diutus Pemkot Surabaya untuk mencari sponsor.

Untuk lebih meyakinkan, pelaku bahkan menunjukan ID card atas nama Bramastia dan mengklaim kalau ada tugas dari pemkot untuk segera menghabiskan anggaran Rp1 miliar sebelum tutup tahun.

“Perlu digaris bawahi, saat itu belum ada satupun pengajuan, semua belum ada pengajuan. (Pelaku ngakunya) ini hanya pendataan, pendataan karena nanti akan diverifikasi sama barcode dari Pemkot, sekaligus cek limit,” ceritanya.

Namun yang terjadi, pelaku saat itu langsung mendaftarkan akun Ardi dan para korban lainnya ke aplikasi pinjol tersebut, dengan mencantumkan rekening yang diduga miliknya sebagai tujuan transfer atau pencairan.

“Kalau Shoope itu kena jebol Rp12 juta, kalau yang Kredivo Rp14 juta. (Totalnya) Rp26 juta, kalau sama bunganya dihitung ya Rp34 juta,” ceritanya.

Senada dengan Ardi, Roro pelaku UMKM lainnya dari Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo yang juga korban mengatakan, dia dan beberapa tetangganya didatangi oleh pelaku setelah sosialisasi melalui RT dan RW yang mengumumkan lewat grup PKK.

Modus pelaku juga sama, yakni meyakinkan dirinya kalau Pemkot punya program membantu pinjaman untuk UMKM dengan bunga nol persen.

“Di kampung kan banyak juga UMKM yang butuh modal. akhirnya kita datang ke sosialisasi disitu dihadiri juga sama Pak RT, Pak RW, sama LPMK. Kebetulan di tempat kami ini banyak yang belum punya aplikasi Kredivo. Jadi kita harus download dulu, harus registrasi dulu, otomatis kan kita foto KTP kita, foto wajah kita untuk registrasi itu,” ucapnya.

Kesempatan yang sama, Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, menegaskan bahwa Pemkot tidak pernah memiliki program pinjaman modal nol persen seperti yang diklaim oleh pelaku.

“Kami sangat kaget mengetahui adanya penipuan ini. Pemkot Surabaya tidak pernah memberikan pinjaman dalam bentuk tunai, apalagi dengan program nol persen. Itu adalah pencatutan nama Pemkot,” ujar Dewi dalam di Semanggi Suroboyo, Jumat pagi.

Dewi menjelaskan bahwa pihaknya mengetahui adanya penipuan setelah kasus tersebut viral dan segera berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk mendata para korban.

“Kami mengetahui adanya kasus ini setelah viral. Ternyata korban di Benowo ada 14 orang dan di Pakal ada 12 orang. Beberapa korban ada yang sudah mencicil pembayaran meski tidak menerima uang pinjaman, mereka khawatir terkena blacklist dari BI,” jelas Dewi.

Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Surabaya saat mengisi program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (21/2/2025). Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

Lebih lanjut, Pemkot Surabaya kini tengah melakukan langkah-langkah untuk menangani kasus ini, termasuk berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait masalah pinjaman online.

“Kami sudah berkonsultasi dengan OJK. Ini bukan hanya UMKM yang dirugikan, tetapi juga aplikator pinjol seperti Kredivo dan Sopi yang mencairkan dana bukan kepada pemilik akunnya. Jadi, kita akan terus dampingi UMKM untuk menyelesaikan masalah ini,” tegas Dewi.

Pemkot Surabaya juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi kepada pelaku UMKM terkait cara-cara yang benar dalam mengakses modal usaha, sekaligus menghindari penipuan.

“Kami akan terus memperkuat sosialisasi kepada UMKM agar lebih waspada terhadap tawaran pinjaman yang tidak jelas. Pinjaman modal dari Pemkot harus melalui proses resmi dan tidak ada yang dalam bentuk tunai seperti ini,” pungkas Dewi.

Kasus ini kini sedang dalam penanganan pihak kepolisian. Pelaku kabarnya tengah dicari polisi dan Pemkot Surabaya berjanji akan terus mendampingi para pelaku UMKM yang menjadi korban penipuan. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Sabtu, 22 Februari 2025
26o
Kurs