Sabtu, 22 Februari 2025

Penelitian Menunjukkan Senyawa Dalam Brokoli Dapat Menghambat Uban

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Brokoli. Foto: Mizina

Sebuah penelitian baru-baru ini menyelidiki bagaimana luteolin, yaitu senyawa yang ditemukan dalam sayur brokoli, wortel dan bawang dapat menekan proses pertumbuhan uban pada tikus.

Dilansir Antara dari Health, Jumat (21/2/2025), Joe McCord pensiunan profesor kedokteran di University of Colorado Anschutz Medical Campus dan pendiri Pathways Bioscience menyebut penelitian yang dipublikasikan pada bulan Desember di jurnal Antioxidants itu menarik, karena luteolin sangat umum ada pada makanan manusia.

Senyawa tersebut bisa menjadi kandidat kuat untuk penelitian anti-penuaan lebih lanjut. Namun belum tentu efek yang sama terjadi pada manusia.

“Luteolin adalah polifenol, yang merupakan senyawa tanaman yang mungkin memiliki manfaat kesehatan dan ditemukan dalam makanan seperti seledri, paprika hijau, brokoli, wortel, dan minyak zaitun,” kata Toby Amidor ahli diet terdaftar dan penulis.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa luteolin dapat membantu mencegah peradangan, mengatur penuaan kulit, dan menghentikan degenerasi makula terkait usia. Maka itu peneliti dibalik studi Antioxidants ini menguji apakah memiliki efek sama pada rambut beruban di hewan tikus.

Penampilan mereka yang lebih muda tampaknya terkait dengan pengaruh positif luteolin pada protein yang disebut endotelin. Protein-protein ini membantu menjaga melanosit, sel yang mengandung pigmentasi rambut, jadi semakin banyak melanosit berarti semakin banyak warna (dan lebih sedikit uban) pada rambut.

Penelitian lain menunjukkan adanya kesamaan dalam cara tumbuhnya uban pada tikus dan manusia. Secara khusus, tampaknya uban pada kedua belah pihak ada hubungannya dengan disfungsi endotel dalam melanosit.

“Meskipun penelitian menunjukkan bahwa luteolin dapat memengaruhi jalur pigmentasi, folikel rambut manusia berfungsi secara berbeda,” kata Kristina Collins, seorang dokter kulit.

“Faktanya, faktor genetik kemungkinan besar berperan paling besar dalam menentukan kapan atau seberapa parah rambut seseorang berubah menjadi uban,” jelas Collins.

Melihat rambut orang tua dan kakek-nenek mungkin merupakan indikator terbaik untuk mengetahui garis waktu uban diri sendiri. Sementara stres oksidatif, kekurangan nutrisi, dan stres kronis telah dikaitkan dengan munculnya uban prematur.

Hal ini dapat mendukung gagasan bahwa berfokus pada apa yang dimakan dan gaya hidup termasuk meningkatkan asupan luteolin mungkin dapat mencegah munculnya uban.

Meski terlalu dini untuk menyebut senyawa tersebut mengurangi tumbuhnya uban, penelitian menunjukkan bahwa diet kaya antioksidan mungkin memiliki manfaat seperti menekan peradangan dan meningkatkan mikrobioma usus yang berat. (ant/dra/bil/ipg)

Berita Terkait

Brokoli Bisa Halau Kanker Prostat


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Sabtu, 22 Februari 2025
25o
Kurs