Kamis, 13 Februari 2025

Pemkot Surabaya Imbau Warga Antisipasi Peningkatan DBD di Musim Hujan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi - Nyamuk Aedes Aegypti yang terlihat terlihat di laboratorium. Foto: Reuters Ilustrasi - Nyamuk Aedes Aegypti yang terlihat terlihat di laboratorium. Foto: Reuters

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau warga mengantisipasi peningkatan Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan.

Imbauan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 400.7.9.2/2713/436.7.2/2005 yang dikeluarkan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, tentang Antisipasi Peningkatan Kasus Demam Bedarah Dengue (DBD) Pada Musim Penghujan.

Masyarakat diminta aktif Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus sebagai langkah efektif mencegah DBD.

“Kami mengimbau masyarakat untuk konsisten melalukan pencegahan DBD melalui optimalisasi pemberantas vektor penularan penyakit DBD, yakni nyamuk aedes aegypti secara kolaboratif bersama dinas terkait, kecamatan, kelurahan, KSH, PKK hingga tokoh masyarakat,” katanya, Kamis (13/2/2025).

3M itu mulai dari menguras dan menyikat bersih penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air, lalu memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk.

Langkah plus itu dimulai dari penggantian air vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, memperbaiki saluran dan talang yang rusak, serta menutup lubang pada potongan bambu atau pohon.

Masyarakat juga diimbau menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti serai atau lavender, menggunakan kelambu pada saat tidur, serta mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruangan yang memadai untuk menghindari gigitan nyamuk.

“Menaburkan bubuk pembunuh jentik (larvasida), misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air,” imbuhnya.

Bagi yang bergejala demam tinggi tanpa penyebab 2-7 hari, ruam atau bintik merah, nyeri otot dan sendi, pusjng, mual, muntah, nafsu makan berkurang, pendarahan ringan di gusi dan mimisan, diminta memeriksakan diri.

“Apabila memiliki gejala di atas segera periksakan diri atau anggota keluarga ke puskesmas terdekat. Sehingga, bisa dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh petugas puskesmas sebagai upaya menekan penularan yang lebih luas,” paparnya.

Adapun imbauan itu, kata Eri, mengacu pada prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur, yang menyebutkan Kota Surabaya masih masuk puncak musim penghujan hingga Februari 2025 dengan intensitas curah hujan sedang di seluruh wilayah.

“Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran penyakit DBD di masing-masing wilayah,” jelasnya.

Instansi pendidikan juga diminta mengevaluasi hasil pemeriksaan jentik setiap minggu bersama KSH dan Puskesmas setempat. Tujuannya meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga mencapai lebih dari 95 persen di setiap wilayah.

“Kami harapkan masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan kerja bakti di rumah masing-masing dengan fokus meminimalisir tempat-tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, seperti tempat penampungan air ataupun tempat yang disukai nyamuk untuk berkembang biak,” tandasnya. (lta/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 13 Februari 2025
25o
Kurs