Selasa, 11 Februari 2025

Kurangnya Informasi Baru Bisa Ubah Persepsi Waktu pada Otak

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi Kesehatan Otak Manusia. Foto: freepik

Kimberly Chew psikolog klinis mengatakan, semakin tua usia menyebabkan otak semakin lambat menyerap informasi baru yang mengubah persepsi terhadap waktu.

Hal ini membuat saat usia bertambah waktu terasa semakin cepat karena menurunnya pengalaman baru atau “kejadian pertama” yang melibatkan emosi. Seperti hari pertama sekolah, hari pertama ke luar negeri, dan sebagainya.

“Itulah sebabnya sepuluh tahun pertama masa kanak-kanak sering kali terasa lebih lambat dan lebih berkesan, Momen-momen ini menonjol karena bersifat baru dan melibatkan emosi,” katanya dilansir dari Antara, Senin (10/2/2025).

“Banyak dari kita juga terbiasa dengan rutinitas, ketika hidup menjadi rutinitas, hari-hari kita mulai bercampur, membuat waktu terasa kurang jelas dan lebih seperti berlalu begitu saja,” imbuhnya.

Dia menjelaskan bahwa persepsi kita terhadap waktu sangat erat kaitannya dengan cara kita memproses informasi visual. Saat masih anak-anak, otak kita menyerap banyak sekali gambar dan pengalaman baru, sehingga waktu terasa lebih lambat dan lebih luas.

Namun, saat dewasa, otak kita menerima lebih sedikit gambar baru karena sebagian besar gambar yang kita temui sudah kita kenal. Dengan lebih sedikit masukan baru, waktu terasa berlalu lebih cepat. Berkurangnya asupan informasi visual baru ini adalah alasan lain mengapa tahun-tahun terasa kabur, kata Chew.

Dia juga menambahkan penggunaan media sosial juga memiliki dampak terhadap perubahan persepsi waktu ketika bertambahnya usia.

Dia juga memberikan saran untuk lebih menikmati waktu dengan cara menciptakan pengalaman baru yang bisa membuat jangkar memori untuk memperjelas waktu. Liburan singkat, perjalanan darat, atau menjelajahi sudut-sudut tersembunyi di kota yang sudah kita kenal dapat membantu.

Dia merekomendasikan aktivitas yang meningkatkan kreativitas dan perhatian, keduanya dapat membantu memperlambat persepsi kita tentang waktu.

Untuk benar-benar menikmati waktu dan menghindari perasaan terjebak dalam satu fase kehidupan, kita perlu memproses pengalaman masa lalu kita daripada membiarkannya berlama-lama tanpa terselesaikan. (ant/dra/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Selasa, 11 Februari 2025
32o
Kurs