![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-18.19.13-170x110.jpeg)
Prabowo Subianto Presiden RI kembali menjelaskan alasannya untuk melakukan efisiensi APBN/APBD, termasuk di dalamnya pagu anggaran untuk perjalanan dinas.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Kongres Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ke XVIII di Jatim Expo Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025).
“Oleh karena itu, perjalanan dinas, perjalanan ke luar negeri dikurangi. Kau boleh lawan Prabowo, tapi nanti engkau lawan emak-emak itu. Bandel-Ndablek, nggak usah ke luar negeri,” tegasnya.
Mulanya, Prabowo mengatakan bahwa saat ini rakyat sudah enggan uang pajaknya diambil secara cuma-cuma oleh pejabat tanpa ada hasil.
“Saudara-saudara, saya nengkap di mana-mana rakyat kita sudah tidak mau lagi kekayaan rakyat diambil terus. Saya benar-benar merasa mendapat perkuatan hari ini, hari-hari. Rakyat itu menangkap, rakyat Indonesia sudah tak bisa dibohongi lagi,” katanya.
Oleh sebab itu, Prabowo meneken Instruksi Presiden (Inpres) No.1 Tahun 2025 tentang efisiensi APBD/APBN dengan tujuan mengemat biaya agar tidak dicolong oleh pejabat.
“Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran yang tak perlu, yang mubazir, yang alasan untuk nyolong dibersihkan, dihentikan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menceritakan bahwa ada sejumlah pihak di dalam birokrasi yang melawannya saat efisiensi anggaran itu mulai diterapkan.
“Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi, merasa sudah kebal hukum, merasa sudah jadi raja kecil, ada”, imbuhnya.
Ketua Umum Gerindra itu kemudian menjelaskan salah satu alasannya menerapkan efisiensi anggaran untuk dialokasikan ke Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan perbaikan sekolah di Indonesia yang jumlahnya mencapai 330 ribu unit.
“Saya mau menghemat uang, uang itu untuk rakyat. Untuk memberi makan, memberi anak-anak rakyat. Saya ingin memperbaiki semua sekolah di Indonesia, kita punya 330 ribu sekolah,” jelasnya.
Prabowo lalu meminta supaya pejabat publik mengurangi perjalanan dinas ke luar negeri dengan tujuan yang tidak begitu jelas karena hanya menghamburkan anggaran.
Ia menegaskan bahwa penggunaan anggaran negara untuk perjalanan dinas hanya diperuntukkan bagi mereka yang sedang belajar dan mewakili kepentingan negara di forum internasional.
“Lima tahun gak usah ke luar negeri, yang perlu ke luar negeri yang tugas. Tugas belajar boleh, tugas untuk atas nama negara boleh, jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri,” tandas Prabowo. (wld/saf/ipg)