![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-06-at-16.15.52-170x110.jpeg)
Imron Cotan Diplomat Senior dan Pemerhati Politik Internasional berharap Prabowo Subianto Presiden menjadi penengah konflik perang tarif antara Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) dengan Kanada, Meksiko dan China.
“Indonesia sebagai negara middle power, bisa menjadi penengah agar negara-negara besar ini tidak bertarung terus perang tarif,” kata Imron Cotan dalam diskusi daring bertajuk ‘Perang Tarif Amerika vs Kanada, Ada Apa?, Kamis (6/2/2025).
Menurut dia, apabila perang tarif ini terus berlanjut, maka Indonesia juga akan menjadi korban. Dimana nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan semakin melemah dan terpuruk.
“Saya melihat dari perang tarif ini, yang menderita kita-kita juga. Buktinya nilai kurs dolar sekarang sudah Rp 16.400. Kalau terus dibiarkan, maka rupiah akan terpuruk,” katanya.
Imron bersyukur Indonesia sekarang dipimpin Presiden yang memiliki visi global seperti Prabowo Subianto. Sehingga dapat diterima dengan baik para pemimpin dunia, termasuk Donald Trump Presiden AS.
“Beliau bisa dengan gampang telepon dengan Presiden Trump. Mudah-mudahan Presiden kita memberikan mitigating factors. Indonesia bisa memainkan perannya disini, sehingga perang tarif tidak berlanjut,” ujar Imron.
Mantan Duta Besar Australia tahun 2003-2005 dan Tiongkok tahun 2010-2013 ini mengatakan, perang tarif tersebut, akan berdampak pada jalur logistik dan menambah ketegangan baru di kawasan Asia-Pasifik, terutama di Laut China Selatan.
Ia menilai perang tarif, tidak hanya menimbulkan kerusakan ekonomi negara yang bertikai, tapi juga kehancuran ekonomi secara global, terutama ekonomi negara-negara kecil.
“Saya pernah jadi juru runding untuk menengahi pertikaian dua gajah, dua pemain global antara Amerika dengan China. Ketika berhasil itu, dan inilah yang harus di kapitalisasi Presiden kita sekarang,” ujarnya.
Imron meyakini Prabowo Presiden dapat memberikan ‘win-win solution’ kepada AS, Kanada, Meksiko dan China, sehingga ekonomi semua negara di dunia bisa tumbuh di tengah ketidakpastian global saat ini.
“Perang tarif ini memang menjadi taktik Presiden Trump agar dapat perhatian dunia, terutama negara negara yang punya perdagangan surplus dengan Amerika Serikat,” katanya.
Namun, Donald Trump Presiden AS untuk sementara menunda ‘perang dagangnya’ ke Kanada dan Meksiko pada Senin (3/2/2025) waktu setempat, setelah dibalas pengenaan tarif serupa sebesar 25 persen. Sementara China dikenakan tarif 10 persen. (faz/ham)