Budi Santoso Tanuwibowo Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) mengatakan, Imlek sudah dirayakan berbagai kalangan masyarakat lintas budaya, bahkan suku bangsa.
Sekarang, Imlek menjadi salah satu momen spesial di Indonesia untuk merajut kebersamaan seperti halnya Umat Islam merayakan Idulfitri, dan Umat Kristen merayakan Natal.
Menurut Budi, Hari Raya Imlek sejatinya sangat penting dalam rangka memperoleh semangat dan kekuatan baru untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan.
Maka dari itu, dia berharap seluruh umat manusia memasuki tahun baru dengan semangat baru yang lebih baik, supaya bisa memberikan manfaat bagi orang-orang sekeliling serta nusa dan bangsa.
“Selamat Hari Raya Imlek 2576 Kongzili. Semoga tahun baru membawa kekuatan baru agar kita senantiasa bisa menyelesaikan segenap persoalan yang kita hadapi,” ujarnya lewat pesan video yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (28/1/2025).
Sekadar informasi, ada dua perspektif dalam perayaan Imlek setiap tahunnya.
Bagi Umat Konghucu, Imlek merupakan salah satu hari raya keagamaan. Sedangkan warga Tionghoa umumnya merayakan Imlek sebagai tradisi atau kebiasaan turun-menurun.
Di Indonesia, Tahun Baru Imlek resmi jadi hari besar keagamaan nasional mulai tahun 2003, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2002.
Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili/2025 Masehi dilambangkan dengan hewan ular berpadu dengan unsur kayu.(rid/iss)