
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tilawati 2025 berlangsung di Yogyakarta pada 24-26 Januari 2025. Acara yang dihadiri oleh pengajar Al-Qur’an dari seluruh Indonesia ini, menjadi ajang untuk membahas strategi pengembangan pendidikan Al-Qur’an di era digital.
Kehadiran para peserta, termasuk perwakilan dari berbagai lembaga seperti Kementerian Agama dan organisasi keagamaan, menunjukkan tingginya antusiasme dalam memajukan pendidikan Al-Qur’an.
Salah satu sorotan utama dalam Rakernas ini adalah tantangan yang dihadapi dalam mengajarkan Al-Qur’an di era digital. Umar Jaeni Direktur Eksekutif Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, mengungkapkan kekhawatirannya akan pengaruh gadget terhadap minat baca Al-Qur’an anak-anak.
“Tantangan di depan mata, salah satunya candu gadget yang semakin marak di anak-anak kita, maka butuh kolaborasi bersama stakeholder pemerintahan untuk bisa terus berkembang dan berjaya dalam pembelajaran Al-Qur’an,” ujarnya
Ia menekankan tentang perlunya berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pembelajaran Al-Qur’an tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.
Sementara itu, Aziz Syafiuddin Kepala Subdirektorat Pendidikan Diniyah Takmilyah dan Pendidikan Al-Qur’an Kemenag RI mendorong para peserta untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran Al-Qur’an berbasis digital.
“Karena tantangannya semakin nyata di era serba ada, yang bisa menyesatkan. Ini sebuah peluang mudah untuk berkolaborasi dengan Kemenag RI,” ujarnya.
Rakernas Tilawati 2025 diharapkan dapat menghasilkan program-program inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di Indonesia.
“Semoga melahirkan program yang menarik untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada generasi emas masa depan,” terang M. Toha Mahsun Asisten Direktur Tilawati. (saf/faz)