Pernyataan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, yang menyebut Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sebagai paslon keminter alias sok pintar mendapat respons dari Tim Khofifah-Emil.
Haji Masnuh Ketua Tim Pemenangan Khofifah-Emil Sidoarjo menyayangkan statemen yang terlontar dari Risma saat berkampanye. Menurutnya, seharusnya Risma memberi contoh yang baik, bukan malah menciptakan suasana resah di Pilgub Jatim.
“Apa yang disampaikan Bu Risma itu tidak etis,” katanya saat dihubungi, Rabu (13/6/2018).
Menurut Masnuh, sebagai pejabat publik, seharusnya Risma mengayomi semuanya. Kalaupun memihak, karena dia juga kader Parpol, tetap ada etika dan aturan mainnya. Lagi pula, tambah Masnuh, semua pihak sepakat untuk menciptakan suasana damai di Pilgub Jatim.
“Kalau dipicu dengan pernyataan Bu Risma seperti itu, kan malah memperkeruh suasana setelah ribu-ribut soal spanduk fitnah itu,” katanya.
Menurut Masnuh, ucapan Risma tak hanya melukai paslon, tapi juga warga Muslimat NU yang memberi sumbangsih besar saat Risma memenangi Pilwali Surabaya 2015.
“Itu namanya kacang lupa kulitnya, karena dulu dia minta bantuan ibu-ibu Muslimat NU. Padahal ke depannya dia masih membutuhkan ibu-ibu Muslimat NU. Ini akan berkepanjangan bagi Muslimat NU,” katanya.
Kalau Risma merasa pinter, tambah Masnuh, seharusnya dia berani maju di Pilgub Jatim agar bisa diuji kompetensinya lewat debat publik terbuka.
“Tapi Bu Risma kan enggak mau maju dengan berbagai alasan. Setelah enggak mau, kok sekarang malah bikin kisruh,” katanya.
Karena itu, Masnuh menyarankan agar Risma menetralisir pernyataannya. Paling tidak menarik ucapannya soal keminter yang sudah melukai paslon serta warga Muslimat NU.
“Ini agar hubungan Bu Risma dengan Muslimat NU ke depan tetap baik,” katanya.(bid/dwi/rst)