Jumat, 24 Januari 2025

Surabaya Ungguli Jakarta dalam Peringkat Kota Metropolitan Termacet Versi TomTom Traffic Index 2024

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Kondisi lalu lintas yang macet di Raya Nginden Surabaya menuju Jembatan Nginden. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Kota Surabaya tercatat mengungguli Jakarta dalam indeks kemacetan terbaru hasil analisis TomTom Traffic Index 2024metro area, sebuah rilis kota metropolitan termacet dari perusahaan teknologi navigasi Belanda.

Dari analisis itu terdapat 500 peringkat kota termacet, dengan Surabaya berada di urutan ke-44, tepat di bawah Kota Fortazela, Brazil dan di atas Kota Manchester, Inggris. Sementara Jakarta berada di urutan ke-69, tepat di bawah Dunedin, Selandia Baru dan di atas Kota Nijmegen, Belanda.

Dalam indeks 2024 itu, tercatat rata-rata waktu bepergian di Surabaya per 10 kilometernya (km) memakan waktu 22 menit 52 detik. Angka itu lebih tinggi dibandingkan waktu ber pergian di Jakarta yang memakan waktu 20 menit 23 detik per 10 km nya.

Selain Surabaya dan Jakarta, juga terdapat tiga kota lainnya dari Indonesia yang turut masuk 500 peringkat kota termacet TomTom Traffic yakni Bandung, Medan, dan Palembang.

Bahkan Bandung menempati urutan ke-14, di bawah Kota Bogota, Kolombia dan di atas Kota Manila, Filipina dengan mencatatkan waktu berpergian 27 menit 26 detik per 10 km nya.

Disusul Medan di urutan 16, di bawah Kota Manila dan di atas Kota Hyderabad, India dengan dengan waktu berpergian 27 menit 15 detik per 10 km nya. Sedangkan Palembang berada di urutan ke-22 di bawah Kota Medelin, Kolombia dan di atas Kota Ernakulam, India dengan waktu berpergian 26 menit lima detik per 10 km nya.

Sementara jika dikerucutkan dalam lingkup ASEAN, Bandung menempati peringkat kedua di bawah Davao City, Filipina dan di atas Manila. Medan di peringkat empat di atas Ho Chi Minh, Vietnam. Surabaya di peringkat sembilan di bawah Ha Noi, Vietnam dan di atas George Town, Malaysia. Sedangkan Jakarta di posisi 11.

Daftar peringkat kota termacet versi TomTom Traffic Index 2024 untuk lingkup ASEAN. Foto: tangkapan layar

Metodologi TomTom dalam mengukur kemacetan

TomTom Traffic Index ini didasarkan pada data mobil mengambang (floating car data/FCD) metode untuk menentukan kecepatan lalu lintas di jaringan jalan raya, yang dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menciptakan layanan lalu lintas bagi klien dan pelanggan.

Dalam metodologinya, TomTom Traffic Index menggunakan sampel representatif dari data tersebut, mencakup 737 miliar km, untuk mengevaluasi dan menunjukkan bagaimana lalu lintas berubah di kota-kota di seluruh dunia sepanjang tahun 2024.

Waktu perjalanan di setiap kota dipengaruhi oleh dua faktor utama. Faktor kuasi-statis, seperti infrastruktur jalan, ukuran dan kapasitas jalan, atau batas kecepatan. Lalu, faktor dinamis yang memengaruhi aliran lalu lintas, misalnya kemacetan, perbaikan jalan, cuaca buruk, dan lainnya.

“Faktor statis menentukan waktu perjalanan optimal di kota, sedangkan faktor dinamis membantu menafsirkan perubahan aliran lalu lintas. Gabungan keduanya menghasilkan waktu perjalanan aktual,” tulis TomTom dalam laman resminya.

Sementara itu, tingkat kemacetan dihitung dengan mengumpulkan waktu perjalanan yang tercatat oleh TomTom dalam periode tertentu di wilayah tertentu, kemudian dibandingkan dengan waktu perjalanan terendah saat lalu lintas lancar.

Kemacetan dinyatakan dalam persentase, yang mewakili peningkatan waktu perjalanan akibat kemacetan. “Misalnya, tingkat kemacetan 40 persen berarti waktu perjalanan rata-rata di jaringan jalan kota tersebut 40 persen lebih lama daripada ketika lalu lintas lancar,” ujarnya.

Tingkat kemacetan kota didasarkan pada faktor dinamis yang mempengaruhi aliran lalu lintas. Kemacetan diukur sebagai perbedaan antara kondisi lalu lintas lancar atau optimal dan waktu perjalanan aktual. Hal ini berbeda untuk setiap kota tergantung pada infrastruktur dan lingkungan.

“Misalnya, 10 km tanpa kemacetan di Amsterdam tidak akan sama dengan di New York karena perbedaan batas kecepatan dan tata letak jalan,” tutup TomTom. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Jumat, 24 Januari 2025
28o
Kurs