Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih menjajaki peminjam untuk pembiayaan alternatif pembangunan kota sebesar Rp5,6 triliun, dengan bunga paling rendah.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya membenarkan masih mengajukan pinjaman ke beberapa pihak, tapi masih belum memutuskan.
“Masih melihat ke PT SMI (Badan Usaha Milik Negara/BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur), Bank Jatim, Bank Mandiri, kami cari yang murah bunganya,” kata Eri, Kamis (23/1/2025).
Targetnya, dana pinjaman itu akan cair bulan Mei atau paling lambat Juni 2025, untuk mulai dipakai pengerjaan proyek infrastruktur.
“Bisa turun tapi tidak semuanya. Tapi kalau menunggu pembebasan tanah, (lalu pengerjaan fisik baru dilakukan) 2026, ya 2026 turun. Pinjamannya sebesar itu (Rp5,6 T),” tandasnya.
Eri menyebut langkah ini sudah dikomunikasikan dengan DPRD Kota Surabaya.
Langkah ini menurutnya harus diambil, karena dari Rp12,3 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025, Rp8,7 triliun di antaranya sudah terpakai untuk belanja wajib.
Belum lagi Rp1,1 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan Makan Bergizi Gratis yang wacananya akan memakai APBD. Sehingga sisanya dianggap tidak cukup untuk menjalankan pembangunan infrastruktur.
“Kalau membangun dengan APBD selama lima tahun enggak akan cepat, tapi kalau bisa (memakai) pembiayaan (alternatif) di depan tinggal membayar utang dan besaran,” tandasnya. (lta/bil/ipg)