Rabu, 22 Januari 2025

SMPN 39 Surabaya Terapkan Tidur Siang Sekali Dalam Sepekan Untuk Tingkatkan Pembelajaran

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Puluhan siswa di SMPN 39 Surabaya yang sedang menerapkan tidur siang setiap Rabu (22/1/2025). dengan pengawasan wali kelas. Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

SMPN 39 Kota Surabaya menerapkan tidur siang selama satu jam, sekali dalam sepekan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Rini Aswinarti Kepala SMPN 39 Kota Surabaya menyebut bahwa kegiatan ini dilaksanakan setiap Rabu pukul 13.00-14.00 WIB di kelas masing-masing.

Dalam pantauan suarasurabaya.net, puluhan siswa tidur di tepi kelas. Laki-laki dan perempuan terpisah dengan sekat meja di tengah. Beralaskan tikar, para pelajar sekaligus membawa bantal pribadi.

“Jam (penerapan tidur siang) ini bukan di jam pembelajaran efektif, tapi di (program) Sekolahe Arek Suroboyo (SAS),” kata Rini ditemui suarasurabaya.net di sekolah, Rabu (22/1/2025).

Program ini sengaja diciptakan sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, juga mencetak generasi unggul tak hanya secara akademis.

“(Program SAS itu) setiap Senin ada kecakapan, Selasa lingkungan hidup, Rabu relaksasi, Kamis istigasah, Jumat senam, siangnya salat Jumat berjamaah,” kata Rini lagi.

Puluhan siswa di SMPN 39 Surabaya yang sedang mengikuti program tidur siang sejam, Rabu (22/1/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Penerapan tidur siang ini sekaligus menutup pembelajaran yang dimulai pukul 06.30-14.00 WIB. Lalu dilanjutkan kegiatan ekstrakurikuler.

“Total 896 siswa (yang mengikuti tidur siang), atau 27 rombongan belajar, (semua) kelas, (mulai) kelas 7, 8, dan 9,” terangnya.

Respons sementara semua siswa antusias mengikuti program tidur siang yang baru dilaksanakan dua kali ini.

Ke depan, ia akan menganalisa komentar guru, siswa, hingga orang tua untuk menentukan program dilanjutkan atau tidak.

“Awalnya hanya celoteh guru-guru ingin mengadakan kegiatan supaya anak fresh kembali, penuh semangat, bisa dibangun empati, simpati, tercetus lah kegiatan relaksasi tidur,” ucapnya.

Tujuan jangka panjang, ia berharap kegiatan ini mampu mengontrol emosi siswa, agar tidak gampang marah, lebih bisa toleransi, lebih fokus dalam pembelajaran di kelas, dan hal positif lainnya.

“Kami ingin anak-anak yang lulus dari sini punya kualitas, enggak cuma pengetahuan tapi hatinya,” tandasnya.

Wali kelas saat menjaga puluhan siswa di SMPN 39 Surabaya yang sedang tidur siang, Rabu (22/1/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Menanggapi program inovatif itu, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya merespons positif.

“Harapan saya semua program itu bagus, cuma nanti tinggal kita tata estetikanya, tempatnya. Anak-anak kan sudah besar, ya. Mudah-mudahan, ini kan masih uji coba, nanti kita lihat juga,” katanya dihubungi terpisah.

Ia mengaku tak ingin membatasi kreatifitas sekolah. Menurutnya setiap sekolah harus punya program yang menyesuaikan karakter pelajarnya masing-masing.

“(Dengan relaksasi) jadi anak-anak itu betul-betul mengikuti pembelajaran ekstrakulikuler berikutnya fresh,” tambahnya.

Soal apakah program ini akan diadopsi di tingkat kota, diterapkan di seluruh sekolah, Yusuf menyebut belum ada rencana.

“Soalnya ini kan di dinas masih ngukur, ya semua. Ini kan sekolah yang menyesuaikan budaya, karakter sekolah. Baik lah, nanti kita evaluasi lainnya, kalau (ada sekolah yang) mau menerapkan ya tidak masalah,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Rabu, 22 Januari 2025
27o
Kurs