Selasa, 21 Januari 2025

TikTok Kembali Beroperasi di AS Beberapa Jam Setelah Ditangguhkan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi TikTok di Amerika Serikat (AS). Foto: Anadolu

TikTok kembali beroperasi di Amerika Serikat (AS) pada Minggu (19/1/2025), beberapa jam setelah ditangguhkan.

TikTok mengatakan akan bekerja sama dengan Donald Trump presiden terpilih AS, yang dilantik pada Senin (20/1/2025), untuk mencapai solusi jangka panjang yang akan membuat TikTok tetap beroperasi di AS.

TikTok kembali beroperasi hanya sehari setelah para penggunanya di AS mendapatkan pesan yang menyatakan “Undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Dengan demikian, Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk saat ini.”

Aplikasi itu juga menghilang dari App Store Apple dan toko aplikasi (app store) Google Play pada Sabtu (18/1/2025) malam waktu setempat.

TikTok, yang berkantor pusat di Los Angeles, pada Jumat (17/1/2025) memperingatkan bahwa pihaknya terpaksa menutup layanannya bagi 170 juta pengguna di AS pada Minggu, kecuali jika Joe Biden Presiden AS memberikan jaminan yang “definitif”.

Sebelumnya pada Jumat, Mahkamah Agung AS menegakkan undang-undang yang memaksa ByteDance pemilik TikTok yang berasal dari China, untuk menjual aplikasi itu ke sebuah perusahaan Amerika atau menghadapi larangan di seluruh wilayah AS mulai Minggu, sehari sebelum pelantikan Trump.

Larangan tersebut dapat berdampak besar pada bisnis-bisnis kecil di AS. Menurut TikTok, per November 2024, lebih dari 7 juta akun di AS menggunakan TikTok untuk tujuan bisnis.

TikTok memperingatkan bahwa bisnis-bisnis kecil dan pembuat konten di AS akan menderita kerugian pendapatan sebesar 1,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.373) dalam sebulan pertama penutupannya, dengan hampir 2 juta pembuat konten berpotensi kehilangan pendapatan 300 juta dolar AS.

Dampak dari penutupan tersebut, banyak pengguna TikTok beralih ke platform media sosial lain untuk mengekspresikan kesedihan, frustrasi, dan kemarahan mereka terhadap pemerintah AS.

Emily Senn, yang telah mengumpulkan 340.000 pengikut di TikTok, membagikan video perpisahan mengharukan yang membahas dampak platform tersebut terhadap kehidupan dan keuangannya.

“Dan kepada pemerintah AS, saya tidak akan pernah memaafkan Anda untuk hal ini,” tuturnya dikutip dari Antara, Selasa (21/1/2025).

Alejandro Flores-Munoz pengguna TikTok lainnya, memiliki bisnis katering di Denver, Colorado. Dia mengatakan kepada Associated Press bahwa TikTok telah membantunya menjangkau pelanggan tanpa mengeluarkan uang untuk pemasaran. “Ini sangat mengecewakan, terutama karena saya sangat bergantung pada aplikasi ini untuk bisnis dan pertumbuhan saya,” ujarnya.

Pada Minggu, Trump mengumumkan di Truth Social bahwa dia akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin yang akan mengizinkan TikTok untuk terus beroperasi. Berdasarkan wawancara Trump dengan NBC pada Sabtu, perintah eksekutif tersebut “kemungkinan besar” akan berupa penangguhan penerapan larangan selama 90 hari.

“Perintah ini juga akan mengonfirmasi bahwa tidak akan ada tanggung jawab bagi perusahaan mana pun yang membantu membuat TikTok tidak mengalami pemblokiran sebelum terbitnya perintah saya,” lanjut Trump.

Presiden yang akan dilantik itu juga mengatakan bahwa dia ingin AS memiliki posisi kepemilikan 50 persen dalam perusahaan patungan.

“Pemikiran awal saya adalah sebuah perusahaan patungan antara pemilik saat ini dan/atau pemilik baru di mana AS mendapatkan 50 persen kepemilikan dalam perusahaan patungan yang didirikan antara AS dan pembelian mana pun yang kami pilih,” kata Trump.(ant/nis/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Selasa, 21 Januari 2025
32o
Kurs