Sabtu, 18 Januari 2025

Gaya Hidup Aktif Masyarakat Indonesia Tunjukkan Peningkatan

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Suasana pasca flag off CitraLand Marathon cabang 10k pada pukul 05:35 WIB di depan Universitas Ciputra, Surabaya, Minggu (8/11/2024). Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Spesialis kedokteran olahraga menyebut tahun ini, gaya hidup masyarakat Indonesia mengalami perubahan positif.

Setelah pada 2017 lalu masyarakat Indonesia dinyatakan malas berjalan oleh riset Universitas Stanford, kini Antonius Andi Kurniawan spesialis kedokteran olahraga dari Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro menyebut telah ada perubahan.

“Tahun ini menurut saya semakin meningkat (tren gaya hidup aktif). Kalau kita bicara event lari, semakin banyak (orang yang ikut) dan kalau kita bicara Gelora Bung Karno (GBK) (orang yang jalan kaki) makin rame terutama di Jakarta,” kata Antonius, melansir Antara, Jumat (17/1/2025).

Andi mengatakan tren gaya hidup aktif yang semakin meningkat kemungkinan disebabkan oleh adanya penggunaan media sosial yang semakin marak.

Kehadiran banyak pemengaruh (influencer) yang membawakan konten olahraga memicu masyarakat, terutama yang berusia muda, gemar mengikuti dan menerapkan masukan atau perilaku pemengaruh tersebut.

“Karena yang muda lebih suka main media sosial, jadi lebih mudah hidup aktif. Itu asumsi saya, karena saya belum punya datanya,” ungkapnya.

Dikatakan Andi kini masyarakat nampak gemar melakukan olahraga yang ringan seperti jalan kaki di sekitar area GBK atau bersepeda di acara car free day yang rutin diadakan setiap akhir pekan.

Meski demikian untuk lebih meningkatkan gaya hidup aktif, sejumlah fasilitas perlu diperhatikan kualitas dan kegunaannya. Misalnya, seperti fasilitas trotoar para pejalan kaki yang lebih layak dan nyaman dilintasi seperti di Singapura atau Eropa.

Hal tersebut juga bertujuan untuk mengurangi beban BPJS terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes semakin membengkak.

“Harapannya tren hidup aktif akan terus meningkat dan dibarengi dengan olahraga yang tepat, yang seimbang, agar tidak cidera atau hanya sekadar validasi di media sosial, semoga tahun 2025 ini kondisinya berbeda,” ujar Andi.

Sebelumnya, Universitas Stanford pada tahun 2017 melakukan penelitian yang memetakan aktivitas fisik di 111 negara dunia. Hasil yang didapati yakni Indonesia menjadi negara yang paling malas berjalan kaki.

Dalam studi yang melibatkan data langkah kaki dari 717 ribu orang, diketahui bahwa rata-rata orang Indonesia hanya melangkah sebanyak 3.513 per hari. Jumlah tersebut jauh di bawah rata-rata dunia yakni lima ribu langkah per hari.

Adapun faktor yang mempengaruhi orang Indonesia malas jalan kaki, yakni trotoar jalan terbatas dan tidak layak, transportasi umum yang tidak memadai dan murahnya cicilan motor.(ant/kir/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 18 Januari 2025
24o
Kurs