Tiga mahasiswa Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendesain konsep pemasaran produk es krim milik sebuah perusahaan nasional di Surabaya.
Strategi yang dibangun oleh ketiga mahasiswa itu, yakni Muhammad Afif Purwandi, Risang Arkaan Jauza, dan Rafli Dwi Priyono adalah supreme market development, yaitu peningkatan pendapatan perusahaan dengan mengembangkan bentuk pemasaran.
Dari strategi tersebut, tim ini mampu menaikkan pendapatan perusahaan es krim tersebut menjadi Rp294 miliar per tahun melalui beberapa perhitungan yang dilakukan dalam simulasinya berdasarkan referensi data keuangan perusahaan.
“Kami gunakan perhitungan analisis kondisi lingkungan ata survey, analisis SWOT, dan analisis TOWS matriks,” terang Afif.
Analisis SWOT yang digunakan tim berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
Sementara analisis TOWS matriks, menurut Rafli, berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan secara rinci, kemudian beralih ke faktor internal.
“Analisis ini lebih bagus hasilnya, karena dalam memperluas pemasaran harus memperhatikan faktor eksternal lebih dulu, seperti cara promosi para pesaing, daya beli masyarakat, dan gaya hidup,” papar Rafli.
Dari perhitungan tersebut, tim menemukan solusi untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah, industri penerbangan nasional, dan industri perhotelan.
Ketiga agen tersebut dianggap oleh tim sangat tepat untuk membuat aliran pendapatan perusahaan es krim tersebut stabil tiap tahunnya.
“Ketiga agen tersebut biasanya sering mengadakan acara-acara besar, di dalam suatu acara besar pasti memerlukan pasokan makanan yang besar pula,” tambah Rafli.
Tim menilai hal tersebut merupakan sebuah peluang yang bagus bagi perusahaan es krim ini untuk menyuplai atau memasok penjualan es krim produksinya.
Selain itu, ide yang disumbangkan lagi adalah memperluas wilayah produksi dengan membangun lagi perusahaan es krim tersebut di beberapa wilayah.
Hal ini karena biaya pengangkutan dan transportasi dalam pendistribusian es krim kepada konsumen atau pelanggan juga harus turut diperhitungkan.
Faktor perluasan wilayah juga dinilai tim akan mengakibatkan daya saing kompetitor es krim lainnya menurun. Berkat ide atau solusi yang luar biasa ini, tim dari ITS ini telah mampu menggondol juara 1 dalam kompetisi manajemen bisnis di Universitas Kristen (UK) Petra, Surabaya, akhir Mei lalu.(tok/dwi)