Kamis, 16 Januari 2025

Gunung Semeru Erupsi 9 Kali Sejak Dini Hari hingga Kamis Pagi

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Gunung Semeru erupsi disertai letusan setinggi 1 km di atas puncak pada Kamis (16/1/2025). Foto: Antara

Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi sembillan kali, Kamis (16/1/2025) pagi, dengan letusan setinggi 1.000 meter di atas puncaknya.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis 16 Januari 2025 pukul 09.40 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Sigit Rian Alfian Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, melansir Antara, Kamis (16/1/2025).

Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dan bergerak ke arah timur dengan intensitas tebal. Erupsi tersebut tercatat pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 140 detik.

Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, mengalami sembilan kali erupsi pada Kamis, dimulai dari pukul 00.14 WIB hingga 09.40 WIB.

Letusan-letusan tersebut memiliki tinggi bervariasi antara 500 meter hingga 1.000 meter di atas puncak.

Berdasarkan data petugas, jumlah letusan Gunung Semeru yang tercatat dari 1 Januari hingga 16 Januari 2025 pukul 10.00 WIB mencapai 230 kali.

Erupsi tersebut terjadi setiap hari dengan frekuensi belasan kali, sementara status gunung masih berada di level Waspada (Level II).

Bahkan berdasarkan laman magma.esdm.go.id, jumlah letusan Gunung Semeru tersebut terbanyak dibandingkan beberapa gunung api yang berstatus Awas (Level IV) seperti Gunung Ibu di Maluku Utara yang tercatat mengalami 144 kali letusan, dan Gunung yang berstatus Siaga (Level III) seperti Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT tercatat mengalami 11 kali letusan.

Sigit mengatakan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(ant/vin/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 16 Januari 2025
29o
Kurs