Menurut Prof Bagong Suyanto Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair), kurangnya modal sosial yang dimiliki masyarakat membuat tren perburuan koin kian meningkat.
Sebelumnya, Prof Bagong mengatakan bahwa meningkatnya perburuan koin dikarenakan kurangnya lapangan kerja yang tersedia.
Menurutnya, kemudahan yang ditawarkan perburuan koin itu bisa jadi membuat masyarakat enggan mencari pekerjaan.
“Ketidakmauan masyarakat untuk mencari kerja ini kemungkinan juga berkaitan dengan struktur yang masih rijik. Struktur yang memungkinkan masyarakat mobilitas vertikal masih relatif tertutup,” terangnya, Senin (13/1/2025).
Selain lapangan kerja, Prof Bagong menyebutkan kendala masyarakat untuk menaikkan status sosial ekonomi adalah kurangnya modal sosial.
“Jadi mobilitas vertikal itu perlu didukung oleh modal sosial seperti, latar belakang pendidikan, jaringan, akses pada pasar,” ungkapnya.
Sementara, lanjut Prof Bagong, masyarakat kita masih terbilang kurang untuk mendapat modal sosial itu. Terlebih penduduk saat ini mayoritas pendidikannya masih kurang.
“Masyarakat kita masih ada lulusan SD atau SMP. Sehingga orang yang tidak punya modal sosial ini, susah untuk bisa naik kelas,” jelasnya.
Terakhir, Prof Bagong menyatakan bahwa perburuan koin ini seperti mimpi baru yang ditawarkan untuk masyarakat.
“Karena kemudahannya dalam mendapatkan uang, sehingga ini seperti mimpi baru bagi mereka,” tandasnya. (kir/saf/ipg)