Francesco La Camera Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu negara yang menuai perhatian khusus dalam bidang transisi energi.
“Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki outlook domestik dari IRENA,” ujarnya setelah menghadiri pembukaan Sidang Majelis Umum ke-15 IRENA di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (12/1/2025) Dilansir Antara.
Sidang Majelis Umum Ke-15 Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) digelar untuk mempercepat transisi energi di tingkat global, terlebih di tengah terombang-ambingnya bahan bakar fosil akibat konflik di Timur Tengah yang mengancam ketahanan energi, serta cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Merujuk pada outlook domestik Indonesia, La Camera menjelaskan, RI menuai perhatian khusus karena menjadi kunci transisi energi, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi tertinggi se-Asia Tenggara, dan kebutuhan akan energi tersebut akan terus meningkat di Indonesia, selaras dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi.
Di sisi lain, La Camera juga menyoroti sumber daya terbarukan yang melimpah di Indonesia. Dia menilai Indonesia memiliki posisi strategis untuk menggerakkan transisi energi, dari fosil menjadi energi berkelanjutan.
Selain mengatasi permasalahan perubahan iklim, posisi strategis tersebut juga memungkinkan Indonesia untuk menjamin ketahanan dan keterjangkauan energi.
“Outlook itulah yang menggambarkan peran Indonesia (di sektor transisi energi) bagi kami,” imbuh La Camera.
Dalam profil energi Indonesia yang dirilis pada 2024, IRENA mencatat peningkatan kapasitas bersih energi terbarukan Indonesia di sektor kelistrikan. Pada 2023, IRENA mencatat terdapat penambahan kapasitas energi terbarukan di Indonesia, yakni energi surya (324 MW), bioenergi (288 MW), serta panas bumi/geothermal (237 MW).
Akan tetapi, penambahan kapasitas energi di Indonesia didominasi oleh energi yang tidak terbarukan, termasuk fosil mencapai 6.632 MW.(ant/nis/bil/rid)