Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pada, Sabtu (11/1/2025), memastikan negaranya akan merespon keputusan Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap sektor energinya.
“Tindakan permusuhan Amerika itu tidak akan dibiarkan begitu saja dan akan diperhitungkan (oleh Moskow) saat mengembangkan strategi ekonomi luar negeri,” kata Kemlu Rusia dalam pernyataan itu yang dilansir Antara.
Kemlu Rusia juga mencatat bahwa penerapan sanksi baru itu merupakan upaya Gedung Putih merugikan ekonomi Rusia menjelang berakhirnya “masa jabatan yang memalukan” Joe Biden Presiden, dengan mengorbankan risiko ketidakstabilan pasar global.
Karenanya, Kemlu Rusia juga menyebut kepentingan sekutu AS di Eropa dan penduduk AS sedang dikorbankan akibat sanksi baru itu.
“Oleh karena itu, presiden AS mendatang yang tidak punya hak untuk mencabut sanksi-sanksi yang disebutkan tadi tanpa persetujuan Kongres diwarisi ‘bumi hangus’ dalam artian harafiah maupun kiasan,” tambah pernyataan tersebut.
Rusia akan melanjutkan pelaksanaan proyek-proyek produksi minyak dan gasnya dalam jumlah besar, substitusi impor, penyediaan layanan ladang minyak dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara-negara ketiga.
Kemlu Rusia dalam pernyataannya itu juga mencatat bahwa Moskow tetap dan senantiasa menjadi pemain kunci dan handal di pasar energi dunia.
Sebelumnya, Amerika Serikat pada, Jumat (10/1/2025), menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 200 perusahaan dan individu yang terkait dengan sektor energi Rusia, serta lebih dari 180 kapal yang terlibat dalam transportasi energi.
Sanksi tersebut ditujukan untuk membatasi akses Moskow ke pasar internasional dan mengurangi pendapatannya dari ekspor minyak dan gas. (ant/bil/iss)