Sabtu, 11 Januari 2025

Penetapan Reyog Ponorogo sebagai WBTB dan Monumen 126 Meter Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Seorang seniman Reog Ponorogo melakukan atraksi di halaman Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Minggu (27/8/2023). Foto: Kemenko PMK

Penetapan Reyog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dari UNESCO, memiliki potensi yang positif dalam menarik kunjungan turis lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota tersebut.

Susiwijono Moegiarso Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia mengatakan momentum ini harus bisa dimanfaatkan dengan sangat baik yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui elemen pariwisata.

“Dengan memanfaatkan seni budaya Reyog Ponorogo ini sebagai satu potensi tidak hanya dari sisi budaya, tapi juga bagaimana memanfaatkan ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Ponorogo,” kata Susiwijono Moegiarso di Jakarta, Sabtu (11/1/2024), seperti dilaporkan Antara.

Untuk bisa menarik perhatian masyarakat Indonesia dan juga mancanegara, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai infrastruktur yang dapat menunjang industri pariwisata itu dapat diminati masyarakat.

Persiapan yang sudah dilangsungkan sejak lama ini, meliputi pembangunan monumen Reyog Ponorogo dan juga Museum Peradaban yang nantinya banyak menarik turis lokal dan juga mancanegara.

Monumen Reyog Ponorogo ini diklaim bakal memiliki 26 lantai dengan ketinggian mencapai 126 meter dan digadang menjadi yang lebih tinggi dibandingkan dengan monumen Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.

Hingga saat ini, pembangunan monumen yang terletak di atas lahan aset daerah setempat di Gunung Gamping, Desa Sampu, Kabupaten Ponorogo dan menelan anggaran sebesar Rp76,6 miliar itu sudah mencapai 95 persen.

Pada tahun ini, baik monumen dan juga museum ditargetkan harus rampung dan sudah mulai bisa dioperasikan pada tahun 2025. Sehingga, kebijakan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen dan salah satu yang dapat memberikan kontribusinya itu adalah pariwisata, bisa tercapai.

“Ini bagian dari kebijakan pemerintah bahwa Presiden memberi arahan pertumbuhan 8 persen, salah satunya dari sektor turisme, khususnya destinasi wisata yang berbasis seni budaya Reyog ini,” ujar dia.

Oleh karena itu, kerja sama atau kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan Ponorogo menjadi kota wisata baru di Indonesia bisa dicapai dengan mudah dan cepat.

“Selain pembiayaan, nanti kita akan didampingi dengan program-program dari Kementerian Pariwisata karena akan menjadikan ini sebagai satu destinasi wisata,” tutur Susiwijono.

Perlu diketahui, seni tradisional Reog Ponorogo kini resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, tepatnya dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding. Penetapan itu terjadi dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 yang berlangsung di Asunción, Paraguay, pada Rabu (3/12/2024).

Mohamad Oemar Duta Besar/Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, yang memimpin Delegasi Indonesia dalam sidang tersebut, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas pengakuan ini. Dalam keterangannya, Oemar menegaskan bahwa pengakuan ini bukan hanya meningkatkan citra seni Reog Ponorogo, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan identitas budaya bagi generasi mendatang.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 11 Januari 2025
25o
Kurs