Human Metapneumovirus (HMPV) virus yang menginfeksi saluran pernapasan sudah terdeteksi di Indonesia. Namun, hingga saat ini belum ada pengobatan antivirus maupun vaksin khusus untuk virus tersebut.
Gina Noor Djalilah dokter spesialis anak dan dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan, virus tersebut sering menyerang bayi, anak-anak di bawah 5 tahun, lansia, dan juga orang dengan daya tahan tubuh lemah.
“Gejalanya mirip flu, seperti batuk, pilek, dan demam,” kata dokter Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) dan RS Randegansari Husada Driyorejo Gresik tersebut, pada Sabtu (11/1/2025).
Gina menjelaskan, HMPV menyebar dengan mudah melalui droplet dari batuk atau bersin, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi oleh virus.
Masa inkubasi virus HMPV berkisar antara 3 sampai 6 hari setelah paparan. Sementara gejala HMPV biasanya berlangsung selama 2 hingga 5 hari, tetapi pada beberapa orang, gejala tersebut dapat bertahan lebih lama.
“Jika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau muncul tanda-tanda seperti kesulitan bernapas, atau nyeri dada, segera konsultasikan dengan dokter,” ujarnya.
Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, ia menekankan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan masker, menghindari menyentuh wajah, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Ia juga menyarankan beberapa hal untuk menyikapi adanya penyakit tersebut, yakni menggunakan pelembab udara (humidifier) untuk membantu pernapasan, minum minuman hangat untuk mengurangi iritasi tenggorokan, serta istirahat cukup untuk memulihkan daya tahan tubuh.
“Selain itu juga bisa meminum obat pereda nyeri dan demam, menggunakan pengobatan simptomatik untuk mengurangi keluhan yang dialami,” bebernya.
JIka gejala yang dialami oleh seseorang, termasuk anak, mengarah pada infeksi HMPV yang tak kunjung membaik, ia menyarankan agar segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
“Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, jadi tetaplah waspada dan prioritaskan kesehatan anda serta orang-orang di sekitar,” tuturnya.
Seperti diketahui, HPMV bukanlah virus baru. Virus tersebut telah ditemukan sejak tahun 2001, namun hingga saat ini belum ada antivirus serta vaksin khusus untuk virus tersebut.(ris/kev/ipg)