Sabtu, 23 November 2024

Pandhu, Bayi Hydrocephalus Ditangani 11 Dokter Spesialis RSUD dr Soetomo

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Dr Joni Wahyuhadi (palimg kiri) Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya saat berbincang dengan Dina Oktavia (21) ibu kandung Padhu (dua dari kanan) di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Senin (9/12/2019). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Muhammad Pandhu Firmansyah bayi lima bulan dengan Hydrocephalus (Facial Cleft Tessier Hydrocephalus Myelomeningocel) ditangani 11 dokter spesialis dari berbagai divisi di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.

Dr Joni Wahyuhadi Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya mengatakan, penanganan terhadap bayi Pandhu akan dilakukan maksimal secara bertahap. Mulai dari penanganan gizi oleh spesialis anak, kemudian perencanaan bedah syaraf, hingga bedah plastik.

“Kami akan berupaya maksimal menangani Pandhu. Penanganannya dilakukan bertahap. Kami melibatkan para dokter ahli bedah plastik, bedah syaraf, dan dua dokter khusus memonitor tumbuh kembang anak,” kata Joni dalam konferensi pers di ruang Humas RSUD dr Soetomo Surabaya, Senin (9/12/2019).


Dr Joni Wahyuhadi Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya dalam konferensi pers di ruang Humas RSUD dr Soetomo. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Menurut Joni, tahapan penanganan Pandhu adalah pemasangan selang yang dilakukan oleh dokter bedah syaraf. Hal itu untuk mengurangi tekanan kadar air di otaknya.

“Kalau nanti sudah stabil, baru lah dilakukan rekonstruksi (bedah plastik) di bagian sumbing wajah yang harus dipersempit. Ini dikerjakan satu bulan sampai dua bulan ke depan,” katanya.

Joni mengatakan, penanganan Pandhu ini akan akan dilakukan sampai usia 17 tahun. Sejumlah rekontruksi wajah juga terus dilakukan.

“Kami melibatkan 11 dokter spesialis dari berbagai divisi. Sampai 17 tahun terus dipantau dan direkonstruksi,” katanya.

Di sela konferensi pers itu, Joni juga langsung memberikan kontak dua dokter ahli tumbuh kembang anak yakni dr Mira dan dr Nur Aisyah kepada Dina Oktavia (21) ibu kandung Padhu. Agar sewaktu-waktu bisa konsultasi tentang gizi dan tumbuh kembang.

“Ibu, nanti diberikan kontak dokter tumbuh kembang biar bisa konsultasi langsung untuk pemantauan,” katanya.

Dalam konferensi pers itu, Dina Oktavia (21) juga didampingi oleh ibunya yang menggendong Pandhu. Di sela konferensi pers, Dina juga tampak membuatkan susu untuk Pandhu.

Sekadar diketahui, Muhammad Pandhu Firmansyah, bayi lima bulan warga Jojoran, Surabaya, selain menderita hidrosefalus juga mengalami kelainan wajah sehingga tidak bisa mendapat asupan gizi secara normal.

Pandhu mengalami facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele. Kepalanya membesar tak beraturan, sedangkan bibir, hidung, dan matanya tidak terbentuk sempurna.

Bibir tak sempurna itulah yang membuat Pandhu sulit minum ASI dari puting ibunya atau meminum susu formula dengan dot. Dina Oktavia (21 tahun), ibunya, harus menyuapkan susu formula dengan sendok. (bid/tin/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs