Meminta agar orang tua berhenti bekerja atau tidak melakukan aktivitas sama sekali setelah pensiun, ternyata bukan keputusan yang baik.
Dokter Aimee Nugroho psikiater dari National Hospital menerangkan, membiarkan orang tua beraktivitas hingga bekerja kembali, akan memengaruhi kemampuan kognitif.
“Kalau mereka tetap bekerja dan beraktivitas, otot tubuhnya akan bergerak, otaknya juga akan aktif, kemudian dari segi sosialisasi supaya mereka senang juga ada. Jadi ini sudah bukan lagi soal kasihan, tapi supaya mereka terhindar dari depresi dan demensia,” terangnya, Sabtu (21/12/2024).
Menurut Aimee, orang tua yang sudah tidak aktif lagi bekerja atau beraktivitas, tidak hanya memicu munculnya demensia, tapi juga depresi. Biasanya, mereka akan terkena emptiness syndrome dan post power syndrome.
“Emptiness syndrome biasanya terjadi setelah anak-anak sudah besar atau pasangan meninggal dunia. Mereka akan merasa kesepian. Sementara post power syndrome, itu biasanya terjadi pada lansia yang sudah memasuki masa pensiun. Jadi dulunya punya jabatan, tapi setelah pensiun tidak melakukan apa-apa,” jelasnya.
Psikiater lulusan Universitas Airlangga itu mengatakan, demensia bisa dicegah sejak dini seperti menghindari rokok, berolahraga teratur, mendapat vitamin D, mengurasi stress, dan mengonsumsi makanan bernutrisi.
Sementara itu, dia juga menerangkan, jika memiliki orang tua yang sudah terlanjur mengalami demensia dan sering berhalusinasi, Aimee berpesan agar keluarga tidak perlu membentak atau berlaku kasar.
“Cukup ikuti saja saat halusinasinya kambuh. Karena bagi mereka, halusinasi itu nyata. Mau kita berdebat seperti apa, akan susah. Jadi yang perlu kita lakukan adalah jangan baper dan diambil hati semua tindakan mereka. Karena itu semua imbas dari kondisi kesehatan yang menurun, juga karena sel otak yang mengecil,” tutupnya. (kir/saf/iss)