Pemerintah Indonesia mencanangkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Serta mencapai swasembada pangan hingga energi.
Alasan pemerintah merencanakan berbagai target tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi global seperti fragmentasi geopolitik dan kompetisi ekonomi yang memicu persaingan antara blok ekonomi.
Hal tersebut diutarakan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin Deputi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, dalam Suara Surabaya Economic Forum “Economic Dynamic 2025: Global Trends and Local Strategy” yang berlangsung di The Westin Surabaya, Rabu (18/12/2024).
Rachmat menyatakan, program swasembada pangan dan energi serta target pertumbuhan ekonomi perlu didukung dengan kesiapan infrastruktur yang baik.
Menurutnya, program swasembada pangan dan energi bisa mengurangi ketergantungan impor dan menghemat anggaran.
“Infrastruktur memainkan peran strategis dalam meningkatkan produksi pangan dan energi. Dengan infrastruktur yang memadai, kita bisa meningkatkan produksi, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan ketahanan pangan dan energi,” ujar Rachmat.
Rachmat mencontohkan peran infrastruktur dalam menunjang swasembada pangan adalah pembangunan saluran irigasi yang masif di berbagai daerah untuk menunjang hasil panen.
Sementara itu, lanjut Rahmat, infrastruktur logistik yang efisien akan mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
“Dengan biaya logistik yang rendah, pelaku usaha dapat mengalokasikan sumber daya untuk kegiatan lainnya, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Rachmat menjelaskan peran Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan dalam mendukung ekonomi 8 persen antara lain, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur berbasiskan pembangunan kewilayahan.
“Mendukung program-program strategis pemerintah dan mencegah kebocoran anggaran infrastruktur,” ungkapnya. (wld/saf/iss)