UNICEF telah menyerukan perlindungan bagi anak-anak di Jalur Gaza, yang setiap hari menghadapi dampak mengerikan akibat perang antara Israel dan kelompok militan Palestina.
Catherine Russell Kepala UNICEF mengingatkan dunia bahwa anak-anak di Gaza tengah menghadapi pertumpahan darah, kelaparan, penyakit, dan cuaca dingin yang memprihatinkan.
“Dunia tidak boleh berpaling ketika begitu banyak anak-anak menghadapi penderitaan yang luar biasa setiap hari,” tegas Russell dilansir dari Antara, Sabtu (14/12/2024).
Ia mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk segera mengakhiri penderitaan ini, membebaskan semua sandera, menegakkan hak-hak anak, dan mematuhi hukum humaniter internasional.
Menurut Russell, serangan terbaru di Kamp Nuseirat pada 12 Desember 2024 menyebabkan sedikitnya 33 orang tewas, termasuk delapan anak-anak.
Sejak awal November 2024, lebih dari 160 anak dilaporkan tewas di Gaza, yang berarti rata-rata empat anak meninggal setiap hari. Dalam 14 bulan terakhir, lebih dari 14.500 anak telah meninggal akibat konflik ini, dan hampir 1,1 juta anak di Gaza sangat membutuhkan perlindungan serta bantuan kesehatan mental.
Russell juga menyoroti kesulitan hidup yang dialami anak-anak di Gaza, termasuk kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, perlengkapan medis, dan pakaian hangat. Penyakit yang dapat dicegah juga menyebar dengan cepat, dengan lebih dari 800 kasus hepatitis dan lebih dari 300 kasus cacar air dilaporkan. (ant/saf/faz)