Minggu, 23 Februari 2025

Studi: Antibiotik Jadi Alternatif Aman dan Hemat Biaya untuk Radang Usus Buntu pada Anak

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Dokter memegang model anatomi untuk studi diagnosis usus buntu dan alat pencernaan. Foto: iStock Ilustrasi - Dokter memegang model anatomi untuk studi diagnosis usus buntu dan alat pencernaan. Foto: iStock

Bagi orang tua dan penyedia layanan kesehatan yang sedang mempertimbangkan pilihan antara operasi dan antibiotik untuk mengobati radang usus buntu tanpa komplikasi pada anak-anak, sebuah penelitian terbaru memberikan wawasan yang menarik.

Dilaporkan oleh Medical Daily, para peneliti menyarankan pengobatan dengan antibiotik sebagai alternatif yang aman dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan apendektomi laparoskopi untuk menangani radang usus buntu tanpa komplikasi pada anak-anak.

Apendektomi adalah prosedur pembedahan yang biasa dilakukan untuk mengobati radang usus buntu, yang menyebabkan peradangan dan infeksi pada usus buntu, serta gejala seperti nyeri perut parah, mual, dan muntah.

Dilansir dari Antara pada Kamis (5/12/2024), meskipun apendektomi merupakan salah satu operasi yang paling umum dilakukan di rumah sakit, prosedur ini juga termasuk yang paling mahal selama perawatan di rumah sakit.

“Kami tahu bahwa penanganan radang usus buntu tanpa operasi aman dan efektif, jadi yang ingin diketahui oleh dokter bedah adalah apakah penanganan non-operatif juga hemat biaya. Studi kami membantu menjawab pertanyaan ini. Analisis biaya menunjukkan bahwa pengobatan tanpa operasi untuk radang usus buntu akut pada anak-anak tanpa komplikasi adalah strategi yang lebih hemat biaya dalam jangka panjang, dibandingkan dengan operasi yang dilakukan sejak awal,” kata Peter C. Minneci rekan penulis studi.

Penelitian ini melibatkan data dari 1.068 pasien yang dirawat karena radang usus buntu akut tanpa komplikasi di berbagai rumah sakit di Midwest, Amerika Serikat, antara tahun 2015 hingga 2018.

Dari jumlah tersebut, 370 pasien memilih pengobatan hanya dengan antibiotik, sementara 698 pasien menjalani apendektomi laparoskopi darurat. Pengobatan dengan antibiotik melibatkan pemberian antibiotik intravena selama setidaknya 24 jam.

Saat menganalisis biaya kedua perawatan, peneliti menemukan perbedaan lebih dari 1.000 dolar AS. Biaya rata-rata apendektomi laparoskopi adalah 9.791 dolar AS, sedangkan pengobatan non-operatif dengan antibiotik mencapai 8.044 dolar AS.

Namun, kualitas hidup yang disesuaikan dengan tahun kehidupan hampir sama antara kedua perawatan tersebut, dengan sedikit skor lebih tinggi untuk pengobatan non-operatif (0,895) dibandingkan dengan apendektomi (0,884). Skor yang lebih rendah menunjukkan penurunan kesehatan dan kualitas hidup.

Meskipun apendektomi laparoskopi lebih mahal, penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur tersebut tidak memberikan hasil kesehatan yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan pengobatan non-operatif.

“Pengobatan non-operatif lebih murah dan lebih efektif dalam tiga analisis yang kami lakukan, termasuk analisis berdasarkan hari-hari disabilitas dan metode alternatif untuk menghitung kualitas hidup dan biaya selama satu tahun,” kata para peneliti.

“Penemuan ini memberikan bukti tambahan bahwa pendekatan antibiotik saja aman dan efektif untuk anak-anak, karena terbukti lebih hemat biaya. Singkatnya, pengobatan non-operatif adalah pilihan awal yang aman, hemat biaya, dan merupakan alternatif yang layak dibandingkan dengan pembedahan,” kata Minneci. (ant/kev/saf/faz)

Berita Terkait
Ilustrasi - Dokter memegang model anatomi untuk studi diagnosis usus buntu dan alat pencernaan. Foto: iStock

Gaya Hidup Sehat Bantu Kurangi Risiko Usus Buntu


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Minggu, 23 Februari 2025
26o
Kurs