Kamis, 5 Desember 2024

Soroti Miftah yang Mengatai Penjual Es Teh, Dosen Agama Ingatkan Pentingnya Adab

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Miftah Maulana Habiburrahman Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Foto: Dok/ Antara

Miftah Maulana Habiburrahman Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan mendapat sorotan banyak pihak, setelah mengatai pedagang es teh dengan sebutan “goblok” di depan banyak orang, dalam sebuah acara pengajian

M. Febriyanto Firman Wijaya Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, tokoh agama seharusnya menjadi contoh yang baik dalam bertutur kata.

“Sebagai seorang guru atau kyai, beliau memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga ucapan dan tindakannya,” ucapnya, pada Rabu (4/12/2024).

Ia mengingatkan, bahwa umat Islam pada umumnya memandang para ulama sebagai teladan. Oleh karena itu, perilaku dan tata bahasa ulama harus diperhatikan, karena jika melakukan kesalahan, dampaknya akan sangat luas.

Dalam perspektif adab, lanjut dia, seorang guru, kyai atau tokoh agama harus memiliki adab yang tinggi, baik dalam ucapan maupun tindakan.

“Sebagai seorang yang dituntut untuk selalu menjaga lisan, seharusnya kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang baik, santun, dan menyejukkan. Apalagi dalam konteks ini bapak ini (penjual es teh) sedang mencari nafkah, melakukan pekerjaan yang mulia,” ucapnya.

Setiap manusia, tegas dia, memiliki harkat dan martabat yang sama. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa seorang guru, kyai, atau tokoh agama seharusnya menghormati semua orang tanpa terkecuali, termasuk penjual es teh.

“Harusnya menjadi teladan bagi umat. Tindakannya harus sesuai dengan ajaran agama yang ia sampaikan,” ucapnya.

Hal penting yang harus diingat, lanjut dia, meski seseorang memiliki ilmu agama yang luas, harus tetap rendah hati dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

“Setiap individu memiliki hak untuk berpendapat. Namun, kita harus menyampaikan pendapat kita dengan cara yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain,” tandasnya.

Seperti diketahui, setelah kejadian tersebut viral di media sosial, Miftah Maulana mengunjungi rumah penjual es teh. Namun, rasa kecewa dan rasa kekesalan masyarakat masih mencuat di media sosial. (ris/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 5 Desember 2024
29o
Kurs