Jumat, 29 November 2024

Sejumlah Wilayah Surabaya dan Sidoarjo Diterjang Puting Beliung, Begini Penjelasan BMKG Juanda

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Petugas Dishub, Satpol PP, dan BPBD Kota Surabaya saat melakukan pemotongan pohon tumbang di Jalan Dharmahusada, Jumat (29/11/2024) sore. Foto: Wildan suarasurabaya.net

Angin puting beliung menerjang sejumlah wilayah di Surabaya Timur seperti di Kecamatan Gubeng, maupun di Sidoarjo sisi utara seperti di Desa Ngingas, Kecamatan Waru, pada Jumat (29/11/2024) sore.

Di Gubeng, sejumlah bangunan rusak, pohon tumbang, bahkan ada satu mobil yang dalam posisi terparkir terdorong masuk ke sungai di Jalan Dharmahusada Blok F. Sementara di Ngingas, pemukiman warga porak poranda diterjang angin puting beliung.

Terkait fenomena puting beliung sore hari ini, Ari Forecaster on Duty BMKG Juanda waktu dikonfirmasi mengatakan, penyebabnya karena adanya awan cumulonimbus (Cb) pada Jumat siang hingga sore, di dua wilayah tersebut.

“Setelah kami coba cross check dengan melihat histori pergerakan citra radar, memang di wilayah tersebut (Gubeng) pada rentang waktu jam 14.15 hingga 15.10 WIB, secara umum tertutup awan Cb. Dan puting beliung seperti yang kita tahu, itu dihasilkan dari awan Cb,” kata Ari kepada Radio Suara Surabaya, Jumat sore.

Kondisi yang sama, lanjut Ari, juga terjadi di Kecamatan Waru. Awan Cb berkumpul di wilayah tersebut sejak setelah shalat Jumat hingga sore hari, dan pergerakan awan dari arah barat daya menuju timur laut.

Meski demikian, Ari mengatakan kalau kemunculan awan Cb ini bukan anomali mengingat saat ini sudah masuk musim hujan.

“Jadi memang pertumbuhan awan Cb cukup aktif ya di musim hujan. Jadi memang tutupan awan Cb itu bisa cenderung lama di beberapa wilayah. Namun kejadian cuaca ekstrim seperti puting beliung tidak akan selama itu, mungkin paling lama 15 menit,” jelasnya.

Kondisi kawasan Ngingas, Kecamatan Waru porak poranda terkena angin puting beliung, Jumat (29/11/2024) sore. Foto: Syahrul via WA SS

Prakirawan Cuaca BMKG Juanda itu menambahkan, berdasarkan rilis yang sudah disampaikan, potensi cuaca ekstrem di wilayah Surabaya dan sekitarnya diprediksi sampai 1 Desember.

Namun melihat dinamika cuaca beberapa hari terakhir, pihaknya memprediksi masih cukup berpeluang terjadi cuaca ekstrem setelah tanggal 1 Desember. Penyebabnya, kata Ari, dikarenakan sebagian wilayah Jawa Timur masih ada yang baru masuk musim penghujan, juga ada yang sudah masuk puncak musim hujan.

“Nah, pada awal musim hujan dan puncak musim hujan, biasanya pembentukan awan Cb cukup aktif. Dan seperti yang kita ketahui, awan Cb ini biasanya atau berpotensi membuat atau menghasilkan cuaca buruk seperti puting beliung, hujan es, maupun hujan disertai petir dan angin kencang,” jelasnya.

Karenanya, Ari mengimbau kepada masyarakat yang melihat adanya kumpulan awan gelap, untuk mengecek peringatan cuaca ekstrem citra BMKG, untuk melihat potensi cuaca ekstrem.

“Jadi diharap waspada, karena dari visual awan Cb tadi itu dia bisa menghasilkan cuaca ekstrem yang saya sebutkan tadi, hujan es, puting beliung dan sebagainya,” ujarnya.

Selain itu, karena saat ini sudah masuk musim penghujan, masyarakat diimbau untuk melakukan perantingan di sekitar pemukiman, membersihkan saluran air, dan langkah mitigasi lainnya.

“Yang pasti pengendara motor, kalau terjadi hujan lebat atau cuaca ekstrem, jangan berteduh di bangunan semi permanen atau di bawah pohon,” tutupnya. (bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 29 November 2024
26o
Kurs