Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda sebanyak 33 wilayah di Jawa Timur diprakirakan bakal dilanda cuaca ekstrem saat hari pemungutan suara atau pencoblosan Rabu (27/11/2024) besok.
Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BPBD Jawa Timur bakal menyiagakan personel dan peralatan untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi.
“Untuk TRC (Tim Reaksi Cepat), lakukan kesiapan semua personel dan peralatan. Kalau terjadi kendala dalam pelaksanaan Pilkada akibat bencana. Kita harus siap. Tetapi kita tunggu permintaan dari KPU,” ujar Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim saat memipin apel, Selasa (26/11/2024).
Selain meminta kesiapsiagaan personel dan peralatan, Gatot juga berharap semua petugas BPBD Jatim untuk berkontribusi menyukseskan Pilkada serentak dan menggunakan hak pilih di TPS masing-masing.
“Sebagai ASN, kita harus turut menyukseskan pelaksanaan Pilkada serentak. Jangan golput. Karena suara kita turut menentukan kemajuan Jawa Timur lima tahun mendatang,” katanya.
Sementara itu pihak BMKG Juanda memprediksi potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah selama sepekan hingga 1 Desember 2024.
Dampak cuaca ekstrem tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, serta hujan es.
Beberapa wilayah yang perlu waspada antara lain Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, serta Kabupaten Mojokerto.
Kemudian Kabupaten Nganjuk, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tulungagung, dan Kota Batu.
Lalu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kota dan Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kota Mojokerto.
Juga Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kota Blitar, Kota Surabaya, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Trenggalek.
Taufiq Hermawan Kepala BMKG Juanda menjelaskan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan dipicu adanya peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jatim.
“Saat ini sebagian besar wilayah Jawa Timur telah memasuki musim hujan. Kondisi ini juga didukung mulai aktifnya Monsun Asia,” kata Taufiq dalam keterangannya hari ini.
Kondisi tersebut juga dipengaruhi suhu muka laut di perairan sekitar Jatim yang hangat, sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.
Oleh sebab itu Taufiq mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.
“Wilayah dengan topografi curam atau bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang,” jelasnya.(wld/kev/ipg)