Selama 30 tahun pengabdian hidup drh. Liang Kaspe di Kebun Binatang Surabaya (KBS), kisahnya ditulis dalam buku terbaru yang berjudul “Kenangan yang Terbakar”.
Buku yang ditulis oleh Iryani Syahrir resmi dirilis pada Minggu (23/11/2024), bertepatan dengan ulang tahun ke-70 Liang Kaspe.
Sebagai pemilik cerita, Liang mengaku tergerak untuk merilis buku ini karena ingin menularkan pengalaman hidupnya kepada teman-teman lainnya. Liang juga mendapat dorongan serupa dari kepala sekolahnya dulu.
“Kepala sekolah saya pernah bilang kalau pengalaman hidup saya perlu ditulis untuk semua orang,” terangnya.
Liang menceritakan, 12 tahun lalu, saat dirinya pertama kali memiliki laptop, dia akhirnya bertemu dengan Yani, sapaan akrab Iryani Syahrir.
“Saya yang gagap teknologi (gaptek) ini, diminta menulis dan mengoperasikan laptop. Tulisan saya ini jelek, seperti membuat laporan. Tapi, ketika ketemu Yani, dia bantu saya merangkum,” ungkap Liang.
Cerita hidup Liang di KBS yang penuh kejutan setiap harinya itu, ternyata pernah ditolak oleh beberapa penerbit. Alasannya, karena citra Liang yang sudah tidak bisa dipisahkan dengan KBS.
Perjalanan Liang dan Yani mencari penerbit akhirnya berlabuh setelah bertemu dengan Padmedia. Ceritanya diterima dan dapat dipublikasikan.
Namun, sehari sebelum pertemuan antara kedua pihak, rumah Liang terbakar. Hanya tersisa beberapa file foto yang akan digunakan untuk keperluan penerbitan.
“Akhirnya hanya menggunakan foto seadanya yang tersisa setelah kebakaran. Hingga terlahirlah judul ‘Kenangan yang Terbakar’, karena memang kenangannya habis terbakar,” kata Liang.
Sementara itu, Wina Bojonegoro CEO Padmedia Publisher mengatakan, Liang memiliki cerita yang berbeda dan unik. Termasuk soal idealisme dan dedikasinya pada konservasi satwa.
Wina berharap, buku “Kenangan yang Terbakar” bisa menjadi referensi bacaan, terutama untuk mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan kedokteran hewan.
“Bu Liang menceritakan pengalamannya di dunia kedokteran hewan, yang dia alami secara langsung dan mungkin tidak akan ditemukan mahasiswa di buku pelajaran mereka,” tandas Wina. (kir/saf/ham)