Kelompok anak, remaja, dan anak muda se-Jawa Timur, menyuarakan keresahan mereka untuk para calon gubernur dan wakil gubernur yang sedang berkontestasi.
Adalah Aulia Izza, Alief Maghfiranu Putra Riyadi, dan Garnis Rizky Amelia sebagai perwakilan kelompok anak, remaja, dan anak muda mengaku telah mengumpulkan keresahan serta usulan, untuk merespon kondisi di Jawa Timur, khususnya terkait perlindungan anak.
Sebelum gelaran konferensi pers yang digelar, Sabtu (23/11/2024), di salah satu hotel kawasan Kapas Krampung, berbagai pertemuan yang diikuti anak-anak dari berbagai kelompok, juga mendapat pendampingan dari Wahana Visi Indonesia, UNICEF, LPA Jatim, Tunas Hijau, Plato Foundation, CCCM, Komnas PA Surabaya, ISCO, Yayasan Embun, SCCC, Savy Amira, Kampoeng Dolanan, AMERTA KASIH – FKM Unair, serta berbagai pemerhati anak lainnya.
“Sehingga terhimpun keresahan serta harapan yang diinginkan oleh anak-anak pada para Calon Kepala Daerah se-Jawa Timur untuk diperjuangkan demi anak-anak,” terang Izza.
Izza melanjutkan, dia ingin mewakili anak-anak Jatim untuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada calon kepala daerah di Jawa Timur atas visi dan misi hebat yang sudah dipaparkan untuk masa depan Jatim.
Dalam berbagai diskusi anak-anak, katanya, pengentasan kemiskinan sangat penting. Dengan keluarga yang sejahtera, pihaknya bisa tumbuh lebih baik dan merasa aman terhadap kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak-anak.
Namun, lanjut Izza, berbagai organisasi anak dan pemuda di Jatim ingin menyampaikan bahwa keluarga yang sejahtera tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga sejahtera secara sosial.
“Harapan kami, calon kepala daerah juga memberikan perhatian bagi kesejahteraan anak-anak dan remaja serta anak muda dengan memastikan setiap anak dapat tumbuh dan berkembang. Terlindungi dari berbagai perlakuan salah, kekerasan dan eksploitasi di lingkungan keluarga, khususnya bagi anak-anak yang tinggal dan diasuh oleh pengasuh pengganti termasuk anak-anak di lingkungan panti asuhan dan pondok pesantren,” ungkapnya.
Sementara itu, Alief menambahkan, anak dan pemuda di Jatim bersyukur karena para calon pemimpin memikirkan kesehatan anak-anak, baik fisik maupun mental.
“Kesehatan mental jadi salah satu kebutuhan dasar yang mendesak saat ini karena banyaknya anak muda yang mengalami kecemasan, depresi, dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Termasuk perlindungan khusus terhadap teman-teman kami dengan mengidap HIV. Dengan layanan kesehatan yang merata dan mudah diakses kami bisa bermain, belajar, dan tumbuh dengan tubuh yang sehat secara fisik dan mental,” tambahnya.
Alief juga ingin memastikan semua anak mendapatkan pendidikan berkualitas dan siap menghadapi tantangan global dengan pendidikan abad 21.
Selain itu, Garnis juga ingin menyampaikan harapan kecil tentang anak-anak yang bisa lebih diperhatikan lagi. Seperti, kasus perkawinan usia anak yang disebabkan akibat pergaulan bebas, tekanan budaya perjodohan, hingga nikah siri karena dispensasi kawin tidak dikabulkan pengadilan.
Garnis merasa dampaknya bisa mengarah ke kemiskinan struktural yang terus menghimpit, meningkatnya kasus KDRT, perceraian yang melukai, hingga kematian ibu muda dan bayi yang merenggut masa depan.
Dalam forum itu, Garnis juga menyuarakan maraknya persebaran informasi dan materi-materi online yang mengandung kekerasan, pornografi, dan hoax sehingga diperlukan perlindungan anak di ranah online.
“Harapannya, pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat memastikan ketersediaan layanan dan perlindungan bagi anak, anak korban kekerasan, eksploitasi seksual di ranah online serta memastikan terselenggaranya program perlindungan anak melalui pendidikan kesejahteraan keluarga berbasis pengetahuan digital,” tandasnya. (kir/saf/iss)