Sabtu, 23 November 2024

Tolak Fenomena Kekerasan Pada Anak, DPD PSI Surabaya Sebar 250 Bunga Mawar untuk Pengendara

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
DPD PSI Kota Surabaya turun ke jalan untuk mensosialisasikan penolakan kekerasan dan bullying pada anak, Jumat (22/11/2024). Foto: Akira suarasurabaya.net

Maraknya kasus kekerasan dan bullying pada anak di Surabaya, membuat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya turun ke jalan untuk mensosialisasikan perlawanan.

Berlin Hasibuan Anggota DPD PSI Divisi Kepemudaan dan Pengorganisasian Masyarakat mengatakan, sosialisasi menolak kekerasan pada anak yang dilakukan di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya ini sekaligus sebagai peringatan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada 20 November lalu.

Bersama kurang lebih 20 relawan, DPD PSI Surabaya turun ke jalan dan memberikan 250 bunga mawar ke pengendara yang lewat.

Mereka juga membawa banner panjang bertuliskan “PSI Cinta Damai Anti Kekerasan”, yang dipajang di pinggir jalan agar bisa dilihat oleh pengendara.

“Aksi turun ke jalan ini ingin memberitahukan pada masyarakat bahwa jangan sampai ada lagi kekerasan atau bullying pada anak,” terangnya, Jumat (22/11/2024).

Relawan DPD PSI Kota Surabaya saat membagikan bunga mawar ke pengendara motor di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya, Jumat (22/11/2024). Foto: Akira suarasurabaya.net

Karena, lanjut Berlin, anak-anak yang menjadi korban kekerasan atau bullying masih memiliki masa depan yang panjang.

Menurutnya, anak-anak juga merupakan aset berharga orang tua mereka dan negara. Sehingga, dia meminta agar kejadian kekerasan dan bullying tidak terjadi lagi.

“Kalau sejak kecil mental mereka sudah rusak akibat bullying, maka akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang,” ungkapnya.

Berlin mengatakan, kegiatan ini sekaligus mengenalkan ke masyarakat bahwa Surabaya adalah kota yang ramah terhadap anak.

Sementara itu, dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, DPD PSI Surabaya juga menyatakan sikap terhadap kasus kekerasan pada anak-anak.

“Pertama, kami konsisten menolak dengan tegas praktik tindak kekerasan terhadap anak, terutama di lingkungan pendidikan.”

“Kedua, mengutuk keras setiap pelaku tindak kekerasan dalam berbagai bentuknya, terutama di lingkungan pendidikan Kita Surabaya.”

“Ketiga, mendesak pihak terkait, termasuk aparat penegak hukum dan pemerintah Kota Surabaya, untuk menindak tegas para pelaku sesuai aturan hukum yang berlaku agar ada efek jera dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat Kota Surabaya.”

“Keempat, mengimbau kepada pihak penyelenggara pendidikan (sekolah) untuk senantiasa lebih proaktif dengan melakukan aksi konkrit sebagai upaya pencegahan tindak kekerasan di sekolah masing-masing.”

“Kelima, melalui momentum Hari Anak Sedunia tahun ini, kami mengajak semua komponen masyarakat Surabaya untuk berkolaborasi, bersatu padu melawan tindak kekerasan, termasuk perundungan dan premanisme di lingkungan pendidikan Kota Surabaya,” tutup keterangan tersebut. (kir/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs