Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) mencatat keterlibatan pemilih perempuan di provinsi setempat, presentasenya minim, masih di bawah 30 persen.
Padalah menurut Nurul Amalia Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Provinsi Jawa Timur Periode 2019-2024, keterlibatan pemilih perempuan krusial karena jumlahnya mendominasi.
Karenanya berbagai upaya dilakukan KPU Jatim, termasuk menggandeng Forum Jurnalistik Perempuan Indonesia (FJPI) Jatim untuk sosialisasi menjelang pemungutan suara.
“(Pemilih perempuan) punya jaringan mendasar di tingkat rumah, di keluarga, maupun tetangga, maka berharap kegiatan sosialisasi ini tidak berhenti sampai pada yang disosialisasi tapi getok tular ke tetangga sebelah atau pemilih lain,” paparnya saat sosialisasi, Kamis (21/11/2024)
Sehingga, lanjut dia, kemenangan setiap pasangan calon (paslon) butuh sumbangan suara perempuan.
“Potensi perempuan bergerak tidak untuk diri sendiri itu besar ada PKK, pengajian, dan lain-lain,” ucapnya.
Namun, Siska Prestiwati Wibisono praktisi komunikasi menambahkan, berdasarkan pengamatannya, jumlah keterlibatan pemilih wanita memang tak pernah mencapai 30 persen sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
“Bagaimanapun juga nasib kita ditentukan kebijakan program pemerintah pro perempuan,” katanya lagi.
Secara nasional, Pemilu 2019 lalu keterlibatan pemilih wanita hanya 19 persen, begitu juga Pemilu 2024 hanya 22 persen.
“Jatim kurang dari 20 persen tapi partisipasi nya tinggi,” tandasnya. (lta/bil/ham)