Kamis, 21 November 2024

BI Jatim Dorong Hilirisasi Pertanian untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Erwin Gunawan Hutapea Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur saat memberi pemaparan dalam Java Regional Economic Forum (JREF) di Surabaya, pada Rabu (20/11/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mendorong hilirisasi pertanian di Jatim untuk menjaga ketahanan pangan dan mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.

Erwin Gunawan Hutapea Kepala KPw BI Jatim mengatakan, sektor pertanian memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Jawa. Serta, dari Jawa juga bisa memperkuat stabilitas ekonomi nasional.

“Oleh karena itu, hilirisasi pertanian memiliki peran krusial untuk mendorong peningkatan nilai tambah produk pertanian, maupun menjaga ketahanan pangan di daerah,” katanya dalam Java Regional Economic Forum (JREF) di Surabaya, pada Rabu (20/11/2024).

Hasil dari pertanian, lanjut Erwin, memiliki berbagai peluang sub sektor industri. Utamanya, dalam hal makanan dan minuman yang memiliki prospek baik dan menunjukkan peningkatan.

Selain itu, juga bisa menopang kinerja produksi komoditas pangan secara tahunan dalam upaya mendorong hilirisasi pangan di tengah bahan baku industri yang masih mengambil pasokan impor.

“Dalam hal ini, wilayah Jawa tentu perlu untuk mengoptimalkan potensi pangan yang besar tersebut, sehingga mampu mengakselerasi kinerja sub industri makanan dan minuman,” ucapnya.

Upaya tersebut, kata Erwin, juga merupakan prioritas asta cita Prabowo Subianto Presiden yang tertuang dalam pembangunan jangka panjang 2025-2045.

“Pada gilirannya, upaya hilirisasi pertanian akan meningkatkan nilai tambah dan mendorong produk pertanian lokal lebih kompetitif serta menjaga kestabilan harga ataupun inflasi di Jawa,” bebernya.

Erwin menjelaskan, BI Jatim telah merumuskan kunci strategis untuk mendorong hilirisasi pangan, yakni dengan tiga poin.

Poin pertama yakni penguatan sarana prasarana dalam rangka mendukung produksi. Poin kedua, berupa dukungan insentif kebijakan untuk mendukung efisiensi dan daya saing. Serta poin ketiga, prioritas promosi investasi dan perniagaan, yang ada di pasar domestik maupun pasar global.

Berbagai strategi tersebut tentu kita harapkan juga mampu mendorong kinerja sektor agro industri, penyerapan tenaga kerja hingga meningkatkan pendapatan,” pungkasnya.(ris/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
26o
Kurs