Diusungnya pasangan petahana Eri Cahyadi-Armuji sebagai calon tunggal di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya oleh 18 partai politik (Parpol) di Kota Pahlawan, memunculkan kekhawatiran kekuatan soal kontrol legislatif kepada eksekutif.
Tapi, Eri Cahyadi memastikan kalau kekhawatiran itu salah besar. Menurutnya, angka kemiskinan dan stunting di Surabaya bisa turun, tak lain karena adanya kontrol kuat dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Eri menjelaskan, DPRD punya peran sebagai alarm untuk mendorong pemerintah kota (Pemkot) segera menangani permasalahan yang tak kunjung selesai. Bukan hanya sekedar mengkritik, tapi juga memberikan solusi.
“Iniloh bedanya legislatif Surabaya mungkin dengan lainnya, menghatam kita, tapi juga memberikan solusi. Dengan apa? menguatkan APBD kita untuk menyelesaikan masalah itu, bukan menghambat, itu yang terjadi. Seandainya DPRD Surabaya pada saat saya menjadi wali kota tidak kritis? Tidak mungkin SAKIP-nya Surabaya jadi percontohan dan pelayanan publiknya terbaik, kalau tidak dikritik dan dikerasi DPRD,” jelas Eri Cahyadi dalam program “Wawasan Series Suara Surabaya: Rakyat Memilih“ pada Senin (18/11/2024).
Dia mengatakan, eksekutif dalam hal ini Pemkot, maupun DPRD sebagai legislatif, harus sama-sama terbuka terhadap kritik.
“Kita ini jadi pelayan, nah pelayan itu adalah mendengarkan. Dan Insya Allah, saya pastikan Surabaya jadi seperti ini itu karena kritik dari legislatifnya Kota Surabaya, dan dari masukan dari semua warga, dan ketika semua warga ini bergerak bersama dengan eksekutif dan legislatif maka hasilnya itu loh kelihatan,” ucapnya.
Karena itu, Eri menegaskan kolaborasi bersama legislatif kedepan bakal makin ditingkatkan. Tujuannya, angka kemiskinan bisa di bawah dua persen, dan stunting di bawah nol persen.
Eri kemudian menyinggung kemenangannya yang tidak legitimate pada 2020 lalu, tapi stunting bisa terendah se-Indonesia. Bahkan angka stunting Surabaya mengalahkan pemenang Pilkada di daerah lain, yang menang atas kotak kosong dengan suara 93 persen.
“Kebanggaan dari sebuah Pilkada adalah ketika stunting turun, kemiskinan turun, gini ratio (tingkat kesenjangan) turun, IPM naik, kesejahteraan terwujud. Itulah kebanggaan dari sebuah Pilkada, jangan legitimatenya,” ucapnya.
Terakhir, Eri kemudian menyampaikan janjinya jika kembali terpilih menjadi wali kota dalam Pilwali Surabaya 2024, diantaranya membangun rumah sakit di Surabaya Selatan dan Utara.
“Saya tidak mau melihat warga Surabaya antri meskipun sudah punya BPJS. Ini janji saya, bahwa kita akan memastikan semua jalan yang puluhan tahun tidak diaspal, kini akan kami perbaiki dengan aspal, bukan tambal sulam,” ucapnya.
“Juga, janji saya untuk membangun Surabaya dengan cinta dan hati. Kita akan bentuk masyarakat yang saling mendukung, di mana yang mampu membantu yang tidak mampu. Jika ini tercapai, Surabaya akan sejahtera,” tutupnya.
Sebagai informasi, dalam Pilwali Surabaya 2024, pasangan petahana Eri-Armuji didukung 18 partai politik. Rinciannya, ada sepuluh partai parlemen yakni PDI Perjuangan, PAN, PKS, PKB, PPP, Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem, dan PSI. Smeentara sisanya ada delapan partai non parlemen yang turut mendukung calon tunggal itu, yakni Hanura, PBB, PKN, Partai Garuda, Gelora, Partai Ummat, Perindo, dan Partai Buruh. (bil/ham)