Senin, 18 November 2024

Eri Cahyadi: Buat Saya Lawan Kotak Kosong atau Paslon Itu Sama Saja

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Eri Cahyadi Calon Walikota Surabaya menjelaskan pentingnya keharmonisasian pemerintah kota dengan DPRD dan juga legislatif dalam program "Wawasan Series Suara Surabaya: Rakyat Memilih", Senin (18/11/2024). pagi. Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Eri Cahyadi petahana calon tunggal di Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) mengaku sama sekali tak ambil pusing soal dirinya bersama Armuji harus melawan kotak kosong di Pilkada 2024 ini.

“Buat saya, antara kotak kosong dengan lawan sama saja. Ketika ada lawan, kita harus menang 50 persen plus satu. Ketika dengan kotak kosong, kita juga harus menang 50 persen plus satu. Kembali lagi, sebenarnya niat kita ini bagaimana? Niat kita ini membangun atau sekadar ingin menang-menangan, cari popularitas?” ucap Eri Cahyadi dalam program “Wawasan Series Suara Surabaya: Rakyat Memilih“, Senin (18/11/2024).

Meski demikian, Eri menyatakan akan tetap all out menghadapi kotak kosong, layaknya Pilwali 2020 lalu, dimana dia dan Armuiji harus menghadapi delapan partai politik yang mengusung pasangan lawan kala itu.

“Masih ingat ketika saya jadi Wali Kota periode pertama, saya melepaskan jabatan saya sebagai Kepala Bapenda, saya melepaskan status PNS saya tanpa mendapatkan pensiun. Itu adalah niat saya,” ujarnya.

“Kalau bukan karena itu, saya sudah punya jabatan yang nyaman. Tapi ketika saya bertarung di Pilkada, saya belum tentu menang, jabatan saya pun hilang. Itu yang saya amalkan sampai hari ini. Jadi, buat saya, apakah kotak kosong atau ada lawan, sama saja,” ucap mantan Kepala Bappeko Pemkot itu.

Demikian dengan kegiatan kampanye politik melawan kotak kosong, Eri mengungkapkan waktunya juga sama-sama habis. Artinya, intensitasnya juga sama seperti saat melawan paslon lain.

“Tujuan saya satu, untuk merubah masyarakat Surabaya. Saya ingin Surabaya sadar betul bahwa yang merubah bukan wali kotanya, bukan pejabatnya, bukan camat, lurah, atau kepala dinasnya, tapi yang merubah adalah warga Kota Surabaya sendiri,” celetuknya.

Karenanya, Eri menyebut kalau dalam kampanyenya akan selalu menekankan pentingnya Budaya Arek di Surabaya. Yakni melibatkan semua pihak, sehingga tidak ada lagi fitnah atau ujaran kebencian yang muncul.

“Setiap Pilkada pasti begitu. Fitnah akan selalu muncul. Semua wilayah mengalami hal yang sama. Tapi kapan negara kita ini bisa dewasa dan mencintai kotanya, mencintai negaranya, kalau setiap Pilkada justru merusak silaturahmi?” ujarnya.

“Demokrasi itu kan harus ada lawan, katanya. Tapi kita harus memilih, mau memilih pecahnya kota dan silaturahmi, atau persatuan yang membawa kesejahteraan untuk kota dan negara ini? Kita harus punya penilaian sendiri,” tegasnya.

Sebagai informasi, dalam Pilwali Surabaya 2024, pasangan petahana Eri-Armuji didukung 18 partai politik. Rinciannya, ada sepuluh partai parlemen yakni PDI Perjuangan, PAN, PKS, PKB, PPP, Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem, dan PSI. Smeentara sisanya ada delapan partai non parlemen yang turut mendukung calon tunggal itu, yakni Hanura, PBB, PKN, Partai Garuda, Gelora, Partai Ummat, Perindo, dan Partai Buruh.

Dukungan 18 partai politik (Parpol) yang menjadikannya calon tunggal di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, menurut Eri Cahyadi bukan sekedar soal kekuatan politik.

Melainkan, hasil dari bentuk persatuan antara eksekutif dalam hal ini pemerintah kota (Pemkot) dan legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang selama ini sudah dirasakan oleh masyarakat Kota Surabaya.

“Pada waktu pembukaan pendaftaran, saya datang ke semua partai politik. Saya sampaikan ini adalah visi-visi kita kita sudah dirasakan oleh masyarakat, kenapa kita harus berantem lagi? Akhirnya setelah kita lihat visi misi kita, semua kegiatan kita ternyata sama semua. Akhirnya kita sama-sama melepakan kesombongan kita, melepakan ego kita sama-sama untuk warga Surabaya,” ujar Eri Cahyadi. (bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 18 November 2024
33o
Kurs