Senin, 18 November 2024

Mengolah Sampah Jadi Manfaat, Mahasiswa UK Petra Ajak Warga Simomulyo Terapkan 5R

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Mahasiswa UK Petra belajar mengolah sampah kulit buah dan sayur untuk diolah menjadi eco-enzyme di Kampung Songo, Simomulyo, Surabaya, Minggu (17/11/2024). Foto: UK Petra

Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah yang semakin menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra mengajak warga Simomulyo, Surabaya, untuk menerapkan prinsip 5R, yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose, dan Recycle.

Arnetta Jemima Widodo anggota Departemen Community Service Development BEM UK Petra menjelaskan, penerapan 5R dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah secara lebih efektif.

“Selain melibatkan masyarakat, dalam program Kampung Binaan Mahasiswa (KBM) ini, kami juga mengajak para mahasiswa untuk turut berpartisipasi,” ujarnya, Minggu (17/11/2024).

Arnetta menambahkan bahwa melibatkan mahasiswa sangat penting, mengingat beberapa di antaranya masih kurang peka terhadap isu lingkungan. Dengan adanya program KBM, mahasiswa UK Petra dapat langsung terlibat dalam proses pengolahan sampah.

“Kami ingin mengajak mahasiswa untuk memaksimalkan peran mereka dalam menjaga lingkungan, serta memberikan pemahaman mengapa sampah menjadi masalah besar,” jelasnya.

Dalam kolaborasi ini, warga dan mahasiswa bekerja bersama untuk mengolah sampah basah, seperti sisa sayur dan buah, menjadi eco-enzyme yang memiliki berbagai manfaat. Hasil fermentasi sisa bahan organik ini bisa digunakan sebagai pupuk tanaman, pengusir hama, sabun cuci piring, pembersih sayuran, dan banyak lagi.

“Sampah yang sebelumnya hanya dibuang begitu saja, kini dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna bagi warga Simomulyo,” tambah Arnetta.

Yaning Mustikaningrum, penggerak Kampung Songo di Simomulyo dan praktisi yang mengajar mahasiswa dalam mengolah sampah basah, juga menilai pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam menggerakkan warga. Ia merasa bahwa kolaborasi ini dapat saling menguntungkan, baik bagi mahasiswa maupun warga.

“Keterlibatan mahasiswa sangat penting. Kita bisa saling belajar dan bertukar informasi,” ujar Yaning.

Arnetta berharap kolaborasi antara warga Simomulyo dan UK Petra dapat mendorong mahasiswa untuk lebih reaktif terhadap isu-isu lingkungan yang tengah dihadapi masyarakat. Ia juga berharap mahasiswa dapat menjadi motor penggerak dalam mengurangi sampah dan mengolahnya dengan lebih baik.

“Kami berharap teman-teman mahasiswa dapat berperan lebih aktif dalam mengurangi sampah dan memiliki kemampuan untuk mengolah sampah, sebagai bagian dari kontribusi mereka terhadap lingkungan,” tutupnya.

Kegiatan ini melibatkan 200 mahasiswa UK Petra, yang dibagi dalam empat kelompok belajar, dan akan terus berlangsung dengan fokus pada peningkatan kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah yang lebih efektif di masyarakat. (kir/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 18 November 2024
28o
Kurs