Minggu, 17 November 2024

Coding dan AI Akan Diajarkan di SD, Pakar Pendidikan Sebut Harus Sesuai Tahap Perkembangan Anak

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi anak laki-laki dan perempuan yang sedang belajar coding di sekolah. Foto: Getty Images

Mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) akan segera masuk dalam kurikulum Sekolah Dasar (SD), dimulai dari kelas 4.

Menurut Holy Ichda Wahyuni, seorang pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, penerapan kedua mata pelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah, serta memperkenalkan teknologi pada anak sejak usia dini dengan cara yang tepat dan bijak.

“Penerapan coding dan AI di SD tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Ini bukan berarti anak-anak akan diajari bahasa pemrograman yang kompleks. Materi yang diajarkan akan disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka,” ujar Holy, Minggu (17/11/2024).

Holy menjelaskan, untuk penerapan di SD, anak-anak akan diperkenalkan dengan logika dasar melalui permainan visual, serta kombinasi antara visual dan numerik.

Hal ini akan membantu mereka memahami konsep dasar coding dan AI tanpa harus terjebak dalam kesulitan bahasa pemrograman yang rumit.

“Masih banyak yang menganggap bahwa pelajaran coding dan AI akan sulit karena harus menggunakan perangkat canggih atau bahasa pemrograman yang kompleks. Padahal, itu tidak benar. Beberapa sekolah sudah menerapkan pendekatan yang lebih sederhana dan efektif,” tambahnya.

Dia juga menekankan bahwa perkembangan teknologi adalah hal yang tak terhindarkan, karena pendidikan dan peradaban manusia terus berkembang. Oleh karena itu, tidak mungkin jika pendidikan tetap berada dalam kondisi stagnan.

Menurut teori perkembangan anak dari Piaget dan Bruner, meskipun anak-anak usia SD sudah bisa berpikir logis dan memahami bahasa, kemampuan mereka untuk berpikir abstrak masih dalam tahap awal. Oleh karena itu, Holy menyarankan agar coding dan AI menjadi mata pelajaran pilihan, mengingat tidak semua siswa memiliki minat dan bakat di bidang ini. Beberapa anak mungkin lebih tertarik dengan bidang lain seperti seni atau olahraga.

“Untuk memaksimalkan penerapan ini, perlu ada sosialisasi yang jelas dari pemerintah kepada sekolah, dan dari sekolah kepada orangtua, agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang manfaat pelajaran ini bagi perkembangan anak,” ujar Holy. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 17 November 2024
29o
Kurs