Sabtu, 23 November 2024

Mahfuz Sidik: Indonesia Perlu Segera Membangun Diplomasi Baru di Timur Tengah, Perlu Dubes yang Fasih Berbahasa Arab

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Anis Matta Wamenlu RI di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh pada 10 November 2024. Foto: Kemlu RI

Mahfuz Sidik Ketua Komisi I DPR 2005-2010 mengatakan, pidato Anis Matta Wakil Menteri Luar (Wamenlu) RI dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi beberapa hari lalu, membawa angin segar bagi umat di Indonesia dan seluruh Indonesia.

Sebab, pidato Anis Matta tersebut, telah membuka mata para pemimpin umat di seluruh negara muslim, hingga menghasilkan 31 resolusi yang sangat penting bagi Palestina, dimana lima di antaranya merupakan usulan Indonesia.

“Inilah momentum bagi pemimpin di semua negara muslim untuk mulai mendengar lebih dalam dan lebih jauh, apa sebenarnya fikiran-fikiran dari tokoh-tokoh umat ini, soal Palestina,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Kamis (14/11/2024).

Pasca KTT OKI-Liga Arab 2024, menurut Mahfuz, ada kebutuhan mendesak bagi Indonesia untuk mulai membangun diplomasi baru di negera-negara muslim. Yakni dengan menyiapkan para duta besar (dubes) yang fasih berbahasa arab.

“Jangan sampai kita punya satu dubes di satu negeri muslim, ada misi besar, tapi ada kendala bahasa. Itu saja sudah menjadi pagar di depan pintu. Jadi kita memang ada kebutuhan untuk membangun diplomasi baru di negeri-negeri muslim,” katanya.

Mahfuz menegaskan, bahwa Prabowo Presiden saat ini tengah membangun diplomasi baru dalam kebijakan politik luar negerinya.

“Saya mencatat dalam sepekan ini ada peristiwa penting diplomasi internasional yang dilakukan Indonesia di antaranya muncul joint statement antara pemerintah Indonesia dan China,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini menilai langkah diplomasi Indonesia sekarang sangat sensitif bagi negara-negara di sejumlah kawasan.

Tidak hanya di negara-negara di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara dan Asia Timur, tetapi juga negara besar seperti Amerika Serikat (AS).

“Hingga kemudian ada pernyataan dari juru bicara gedung putih, tentang pernyataan joint statement antara Indonesia-China, sementara pada saat bersamaan Presiden Prabowo tengah berada di Amerika,” ungkapnya.

Sehingga dua peristiwa tersebut, diyakini akan membawa konsekuensi bagi hubungan diplomatik, perdagangan dan kebijakan politik luar negeri Indonesia.

“Karena itu, kita perlu mendalami sikap dan rencana politik dari Donald Trump Presiden Amerika terpilih ini,” ujar Mahfuz.

Terlepas dari itu, Mahfuz berpandangan ada kemajuan yang dicapai dalam KTT Luar Biasa OKI dan LIga Arab pada 10-11 November 2024, dibandingkan KTT OKI sebelumnya, yang bisa membawa angin segar bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.

“Tapi saya mau mengingatkan, bahwa 31 resolusi yang dihasilkan masih dalam frame work lama. Misalkan soal solusi konflik dua negara, organisasi perlawanan tunggal dan pintu bantuan kemanusiaan,” jelasnya.

Namun, ia tetap berharap resolusi terbaru KTT OKI-Liga Arab 2024, dapat membawa langkah konkret untuk mengakhiri konflik antara Palestina-Israel, dan jalan pendirian negara Palestina merdeka semakin terbuka lebar.

“Kita berharap angin segar ini, betul-betul membuka jalan yang jelas bagi Palestina, bukan sebaliknya. Karena di tengah perubahan iklim yang tidak menentu seperti sekarang, ketika kita mendapatkan angin segar, tiba-tiba bisa berubah menjadi cuaca yang sangat panas,” tegasnya. (faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
29o
Kurs