Berdasar data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2023, tren childfree di Indonesia berada pada persentase 8 persen atau setara dengan 71 ribu orang, yang dilakukan pada wanita berusia 15-49 tahun.
Untuk diketahui, childfree adalah suatu istilah yang digunakan untuk menekankan kondisi seseorang yang tidak memiliki anak karena pilihan.
Menanggapi fenomena tersebut, dr. Rachmad Poedyo Armanto Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) menyebutkan ada dampak kesehatan yang dialami wanita.
Rachmad menjelaskan, wanita yang memilih childfree tidak melakukan proses menyusui pada anak. Hal ini, mengakibatkan wanita berisiko mengalami jantung koroner.
“Menyusui merupakan faktor pencegah penyakit koroner. Berdasarkan penelitian, wanita yang menyusui kurang dari lima bulan berisiko besar mengalami jantung koroner. Apalagi yang tidak menyusui. Risikonya bisa jadi lebih tinggi lagi,” katanya, pada keterangan suarasurabaya.net, Kamis (14/11/2024).
Wanita yang belum pernah hamil, kata Rachmad, berisiko tinggi mengalami kanker indung telur. Sementara, kehamilan dapat mengurangi risiko terjadinya kanker selaput lendir rahim (endometrium) hingga 25 persen.
Tidak hanya itu, lanjut Rachmad, wanita pada usia muda yang sengaja tidak hamil dengan menggunakan kontrasepsi hormonal akan mengalami risiko kanker otak.
“Risikonya bisa meningkat 1,5 kali lebih tinggi. Apalagi jika penggunaannya lebih dari dua tahun. Bila pemakaiannya jangka panjang lebih dari lima tahun, risikonya meningkat 2,4 kali. Ini untuk golongan progesteron (hormon pada wanita untuk mengatasi gangguan siklus menstruasi dan ovulasi). Kalau estrogen (hormon penting untuk perkembangan seksual dan reproduksi pada wanita), risikonya lebih besar lagi karena estrogen sifatnya memicu kanker,” jelasnya.
Melihat risiko yang bisa terjadi, Rachmad menilai perlu adanya edukasi sejak dini tentang dampak kesehatan memilih childfree.
“Dari segi medis tidak menganjurkan childfree karena dampaknya tidak menguntungkan bagi kesehatan para wanita. Idealnya, usia kurang dari 35 tahun seorang wanita sudah melahirkan dan menyusui anak. Hal ini guna menurunkan risiko kanker payudara, indung telur (ovarium), selaput lendir rahim (endometrium), serta penyakit jantung koroner,” tandasnya.(kir/ipg)