Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah berupaya memeperkuat pencegahan radikalisme dan terorisme di Kota Pahlawan.
Restu Novi Widiani Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Surabaya menyebut, pencegahan paham radikalisme dan aksi terorisme itu penting. Apalagi Surabaya pernah mengalami teror bom di beberapa titik 2018 lalu.
“Tetapi dengan sejarah pilu itu, ternyata menjadi awal kita (Kota Surabaya) meraih semua penghargaan,” tuturnya saat membuka sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).
Selain sosialisasi mitigasi, menurutnya yang penting juga penanganan pascabencana.
“Karena konsentrasi penanganan bencana, baik alam maupun sosial itu ada tiga. Yakni, mitigasi, penanganan dan pasca bencana,” jelas dia.
Karenanya, ia minta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Surabaya bersama camat dan lurah untuk memasifkan pencegahan bencana sosial itu.
“Semua Perangkat Daerah terkait, camat dan lurah, saya rasa perlu dimasifkan lagi agar jangan sampai lengah,” pesannya.
Sementara itu, Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya menambahkan langkah antisipasi yang dilakukan, menanamkan nilai pancasila yang kuat untuk siswa.
Menyisipkan pesan kebhinekaan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) maupun Agama.
“InsyaAllah sudah dilakukan, dan dengan adanya pertemuan hari ini, saya akan memperkuat lagi ketika bertemu dengan para guru,” ungkapnya.
Begitu juga Maria Theresia Ekawati Rahayu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, yang menggencarkan sosialisasi di berbagai tempat ibadah melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Menurutnya, ini tantangan Surabaya sebagai kota terbuka di tengah-tengah Indonesia Timur dan Barat, berpotensi terpengaruh oleh berbagai paham radikal, termasuk dari luar negeri.
“Oleh karena itu, kita harus bersama-sama melakukan pencegahan terhadap radikalisme dan terorisme di Kota Surabaya,”jelasnya. (lta/ipg)