Luluk Nur Hamidah Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim) nomor urut 01 membantah klaim yang beredar menyebut dirinya hanya sebagai pemecah suara di Pilkada Jatim 2024.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, bersama Lukmanul Khakhim Calon Wakil Gubernurnya (Cawagub), justru hadir sebagai ice breaker di Pilkada serentak kali ini.
“Pemecah suara? Icebreaker mungkin ya? Tapi kalau icebreaker-nya malah mendatangkan air bah, semua bisa dilibas dong. Jadi hati-hati ya, sama icebreaker,” ujarnya dalam program Wawasan Suara Surabaya Spesial Menuju Grahadi, Senin (11/11/2024).
Meski begitu, diakuinya kalau klaim-klaim pemecah suara itu merupakan hal yang biasa di kalangan politisi. Apalagi kalau menyangkut soal kontestasi pemilihan. Namun, kehadirannya dalam kontestasi Pilkada Jatim justru bersifat organik, tiba-tiba, tanpa buzzer dan kampanye besar-besaran sejak awal.
“Membangun self-branding yang panjang, drama-drama politik sudah diciptakan lama, buzzer-buzzer dipelihara. (Tapi) saya tidak punya buzzer. Serius, saya malah kepikiran, gimana caranya meng-hire buzzer,” tambahnya sembari bercanda.
Demikian dengan hasil survey yang beredar menyebut pasangan Luluk-Lukman ada di urutan buncit, mantan anggota DPR RI 2019-2024 itu mengaku tak ambil pusing. Menurutnya survey memang penting, tapi tak selalu mencerminkan realita di lapangan.
Lebih lanjut, Cagub nomor urut 01 itu menyebut ada survey independen yang memperkirakan dukungan untuknya di Pilkada Jatim bahkan bisa mencapai 57 persen. “Ini menunjukkan ada publik yang waras di luar sana yang melihat bahwa Jawa Timur layak punya pemimpin baru,” katanya.
Keyakinan itu ditambah instruksi Muhaimin Iskandar Ketua umum PKB, yang dengan tegas meminta seluruh jajaran partai di Jatim memenangkan dirinya bersama Lukman. Apalagi, Luluk mengungkapkan kalau elektabilitasnya di internal partai sudah mencapai 37 persen. Angka ini diyakini cukup untuk bersaing di Pilgub.
Terakhir, dia kembali menyatakan siap bersaing dengan dua paslon lain yakni Khofifah Indar Parawansa Cagub nomor urut 02 yang berstatus petahana, serta Tri Rismaharini Cagub nomor urut 03 yang merupakan mantan Wali Kota Surabaya.
“Kita ini bukan pelengkap, tapi kita ini penantang utama dari dua kandidat yang lain dan kita ini loss. Mohon maaf sekali lagi kalau dianggap kita belum bekerja di Jawa Timur, tapi ya saya belum pernah menyakiti rakyat Jawa Timur, tidak pernah menanamkan benih-benih penderitaan di sini,” pungkasnya. (bil/ham)